Respons Positif Gage, Dirut PPD Bakal Borong Bus Listrik Lokal

Bus listrik Bakrie Autoparts
Sumber :
  • VIVA/Adinda Rachmani

VIVA – Direktur Utama Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta atau PPD, Pande Putu Yasa menilai kebijakan ganjil genap (gage) memberi angin segar bagi para pelaku usaha angkutan umum. Ia berharap, langkah ini berdampak positif pada berbagai bidang lainnya.    

BYD Minta Maaf Konsumen di Indonesia Belum Terima Unit, Ini Biang Keroknya

“Sebagai operator kami merasa ganjil genap berdampak positif. Karena jumlah penumpang meningkat signifikan sebanyak 20 persen,” kata Pande usai menghadiri diskusi solusi transportasi masyarakat Jakarta, Bogor, Depok di kawasan Podomoro Golf, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, pada Rabu 18 September 2019.

Pande menilai, kenaikan jumlah penumpang disebabkan banyaknya peralihan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Terkait hal itu, Pande mengaku pihaknya siap jika harus menambah jumlah armada guna mencukupi kebutuhan dan pelayanan masyarakat.

Mengecas Mobil Listrik Nantinya Cuma Butuh Waktu 10 Menit

Tak hanya itu, Pande sempat menyinggung wacana pemerintah terkait peralihan angkutan berbahan listrik sebagai upaya penghematan dan ramah lingkungan. Ia mengaku, siap mendukung program tersebut.

Bus listrik kan bentuk dari wacana pemerintah, mau enggak mau, suka enggak suka ya kita harus ikuti kebijakan pemerintah," ujarnya.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Sebagai bentuk keseriusannya, Pande mengaku pihaknya telah melakukan studi banding hingga ke China.

“Pada saat orang lain baru berbicara kita sudah studi banding ke China. Kita melihat beberapa produk bus listrik di sana. Di situ perkembangan bus listriknya luar biasa. Nah ini lagi kita coba jajaki dengan salah satu produk dalam negeri, buatan lokal,” tuturnya.

Pande mengaku optimistis, produk buatan dalam negeri tak kalah bersaing dengan negara asing. Meski demikian, ia tak menampik baterai yang bakal digunakan bus listrik masih harus didatangkan dari China.

“Alasan kami pilih produk lokal di dalam peraturan pemerintah kan memang mengisyaratkan kandungan lokalnya minimal 35 persen. Tapi di 2023 itu harus 85 persen. Kita lihat sih pabriknya, diproduksi di Indonesia bisa, tinggal beli baterainya masih dari China. Yang lainnya bisa,” katanya.

Ketika disinggung soal anggaran yang bakal dialokasikan untuk pengadaan bus listrik, Pande mengaku akan menunggu hasil uji coba yang rencananya bakal dilakukan pada tahun ini, yakni pada Oktober hingga periode Desember 2019.

“Kalau memang ada evaluasi kita evaluasi dan jika tidak ada kendala di 2020 kita mulai mengadakan. Kemudian di 2021 bus sudah harus jalan. Uji coba satu unit,” terangnya.

Jika berkaca pada kontrak PPD dengan TransJakarta, armada yang dibutuhkan sekira 112 unit dan diperkirakan terus berkembang mengikuti kebutuhan pasar.

“Ya, kalau lihat target sesuai kontrak kita dengan TransJakarta ada 112 unit, nanti kita lihat seperti apa, ya enggak jauh dari 112. Tapi begitu kita bicara jangka panjang PPD sekitar 500 unit sampai dengan 2023,” ujarnya.

Namun yang jelas, lanjut Pande, pihaknya masih harus menunggu kejelasan fiskal. “Yang masih jadi kendala kan dari menteri Keuangan masalah kebijakan fiskal, belum ada kejelasan seperti apa. Ini harus clear dulu,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya