Anindya Bakrie Beberkan Keunggulan Bus Listrik

Komisaris Utama Bakrie & Brothers Anindya Bakrie saat menjajal bus listrik.
Sumber :
  • Instagram @anindyabakrie

VIVA Otomotif – Saat ini beberapa kendaraan bermotor mulai ditawarkan dalam versi penggerak yang lebih ramah lingkungan, mulai dari hybrid hingga listrik murni. Hal itu tidak hanya terjadi pada sepeda motor atau mobil saja, namun juga transportasi umum seperti bus.

Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus

Sama seperti dua jenis kendaraan lainnya, bus listrik yang digunakan sebagai alat transportasi publik juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia. 

Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk merangkap Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Anindya Novyan Bakrie mengatakan bahwa besarnya pangsa pasar bus listrik bisa dilihat dari jumlah armada TransJakarta, yang saat ini ada di kisaran 10 ribu unit.

Heru Budi Kunker ke Jepang, Harap Proyek MRT East-West Groundbreaking Agustus

Dalam Instagram pirbadinya @anindyabakrie, dikutip Rabu 1 Maret 2023, Anindya membeberkan bahwa banyak keunggulan yang dimiliki oleh bus listrik dibandingkan dengan transportasi massal dengan mesin konvensional.

Bus Listrik Bakrie

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Bus Hino RM 280 ABS Jadi Andalan di Kalimantan Tengah

Pertama yakni tingkat kebisingan yang dihasilkan sama sekali nol, sehingga para penumpang bus listrik bisa bercakap-cakap tanpa memerlukan volume suara yang keras.

“Bus listrik ini desibel atau suaranya itu nol, tapi karena peraturannya harus minimum 50 desibel maka dipasang speaker. Jadi, misalnya ada motor di depan tahu ada bus datang,” ujarnya.

Keunggulan kedua, yakni terkait efisiensi biaya operasional di mana bus listrik membutuhkan lebih sedikit ketimbang bus konvensional.

“Kalau bus yang 12 meter, misalnya sehari 200 kilometer mereka pakai 100 liter bahan bakar. Satu liternya Rp6.000, jadi Rp600 ribu sehari,” tuturnya.

Sementara itu, bus listrik dengan jarak tempuh yang sama hanya membutuhkan daya listrik sebesar 200 kilo Watt hours yang biayanya Rp900 per kWh.

“Ngecasnya hanya Rp900, jadi sehari per bus itu Rp180 ribu vs Rp600 ribu. Kalau emisi, jangan ditanya,” ungkapnya.

Terkait keselamatan, Anindya menjelaskan bahwa bus listrik sudah dibekali dengan berbagai macam peranti canggih yang bisa memantau perilaku pengemudi, untuk memastikan penumpang tetap aman.

“Kita bisa memonitor sopirnya, saving energy-nya. Dari sisi ngerem, posisi negas. Dan kalau mengantuk, kita bisa bangunin,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya