- Halomoney.
Dhaka, 22 Mei 2024 – Helm bagaikan mahkota bagi pengendara motor. Fungsinya tak hanya sebagai aksesori, tapi juga pelindung kepala, bagian tubuh vital yang paling rentan saat terjadi kecelakaan.
Namun tidak sedikit pengendara motor yang enggan mengenakan alat pelindung kepala tersebut, dengan berbagai alasan seperti hanya bepergian dalam jarak dekat atau dianggap merusak penampilan.
Masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga banyak negara lain. Beragam cara kemudian diambil supaya para pengendara motor bisa lebih mematuhi aturan mengenakan helm ketika melintas di jalan raya, seperti yang terjadi di Bangladesh.
Dikutip VIVA Otomotif dari laman Rideapart, dalam upaya meningkatkan keselamatan jalan raya maka pemerintah Bangladesh telah menerapkan kebijakan No Helmet, No Fuel secara nasional.
Aturan ini mewajibkan pengendara dan penumpang sepeda motor untuk memakai helm sebelum mereka dapat mengisi bahan bakar.
Kebijakan ini bukan pertama kalinya diterapkan di Bangladesh. Pada tahun 2018, Dhaka menerapkan kebijakan serupa untuk mengatasi tingginya angka kecelakaan bus yang menewaskan dua orang.
Namun, kebijakan tersebut diprotes oleh para pelajar dan remaja yang menuntut jalan yang lebih aman dan peningkatan infrastruktur.
Kecelakaan sepeda motor merupakan masalah serius di Bangladesh. Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 2.000 kecelakaan sepeda motor yang mengakibatkan 2.152 orang meninggal dan 1.339 orang terluka.
Kecelakaan sepeda motor menyumbang lebih dari 27 persen dari total kematian di jalan raya Bangladesh pada tahun 2023, dan lebih dari 32 persen dari total kecelakaan.
Masih harus dilihat, apakah kebijakan ini akan efektif dalam mengurangi angka kecelakaan sepeda motor. Namun, upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah Bangladesh untuk meningkatkan keselamatan jalan raya dan melindungi warganya.
