- Autoevolution
VIVA.co.id - Sejak pertama kali diciptakan, mobil-mobil super kencang memang didesain dengan mengutamakan kecepatan, bukan keamanan. Bagian bodi dibuat dari material yang ringan, demi mengurangi bobot.
Sementara itu, mobil penumpang biasa, terutama yang dibuat oleh perusahaan asal Swedia, Saab, memakai material yang konvensional, namun lebih tebal dan kuat. Itu sebabnya saat terjadi kecelakaan, kondisi fisik mobil bisa lebih utuh dibanding mobil yang menggunakan serta karbon atau plastik.
Dilansir dari situs Autoevolution, Selasa 24 Februari 2015, sebuah kecelakaan terjadi di Inggris, antara supercar McLaren 650S dengan Saab 9-3. Tidak disebutkan penyebab terjadinya kecelakaan, namun dari video yang tampak, terlihat bahwa tabrakan terjadi head on, atau yang biasa disebut dengan istilah 'adu banteng'.
Dalam video, terlihat supercar yang resmi diluncurkan tahun lalu ini mengalami kerusakan, mulai dari bumper hingga bagian depan kaca. Bodi mobil berbahan serat karbon tampak hancur dan remuk di beberapa tempat.
Sementara itu, mobil Saab hanya mengalami kerusakan pada bagian bumper depan, sepatbor dan lampu depan saja. Mesin mobil terlihat tidak mengalami kerusakan yang parah, bahkan radiator tampak masih utuh.
Sekedar informasi, McLaren 650S adalah tipe terbaru McLaren yang dijual lebih murah ketimbang mobil andalan mereka, McLaren P1. Dengan harga 250 ribu Pound atau sekitar Rp4,9 miliar, mobil ini mengandalkan mesin 3.800cc delapan silinder, yang bisa menghasilkan tenaga sebesar 641 daya kuda. Akselerasi dari nol hingga 100 kilometer per jam ditempuh dengan waktu tiga detik saja, dan kecepatan tertingginya mencapai 333 km/jam.
Anda dapat melihat videonya di bawah, atau klik tautan ini:
Baca juga:
(ren)