- REUTERS / Kham
VIVA.co.id - Bank Indonesia (BI) belum lama ini memutuskan untuk melonggarkan aturan besaran nilai pembiayaan terhadap aset (loan to value) untuk kredit kendaraan bermotor.
Dalam keputusannya, Down Payment (DP) untuk motor turun menjadi 20 persen, sementara mobil menjadi 25 persen.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, inisiasi yang dilakukan pemerintah sebenarnya cukup bagus. Namun, ia memperkirakan kelonggaran LTV ini masih belum akan berpengaruh terhadap penjualan kendaraan, khususnya motor di Tanah Air.
"Pemerintah ingin supaya pasar bergerak. Namun, susah untuk menggerakkan pasar sekarang ini," kata Gunadi kepada VIVA.co.id, Kamis 25 Juni 2015.
Menurutnya, penurunan DP saja dinilai belum mampu untuk memantik daya beli masyarakat untuk membeli kendaraan. Sebab, ada faktor lain berupa cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan. Cicilan itulah yang dianggap banyak masyarakat bisa memberatkan mereka, kendati DP sudah rendah.
"Tetapi niat baik seperti ini harus kita dukung, walaupun memang prediksi kami tidak akan berpengaruh terlalu banyak terhadap penjualan," kata dia.
Suara pesimis terkait kelonggaran DP dapat mendongkrak penjualan juga disuarakan Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto.
Kata dia, untuk memperbaiki kinerja industri otomotif nasional tak cukup hanya dengan melonggarkan LTV atau uang muka kredit. “Perlu ditunjang juga oleh pertumbuhan ekonomi dan penguatan rupiah,” katanya.
Pengamat Otomotif, Suhari Sargo juga menyampaikan hal senada. "Sebenarnya, kelonggaran pada LTV ini tentu menjadi angin segar pabrikan mobil, tapi kan harus dilihat juga faktanya. Pasar mobil yang laris itu datang dari kalangan menengah ke bawah, itu dilihat dari mobil-mobil yang laku. Jadi, LTV belum akan berpengaruh," kata Suhari Sargo kepada VIVA.co.id.
Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya
Kisaran harga Calya antara Rp129,65 - 150 juta.
