Pebalap Nasional: Tol Cipali Mulus, Tapi Bisa Berbahaya

Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), salah satu jalur yang akan dilalui pemudik.
Sumber :
  • Antara/Prasetyo Utomo
VIVA.co.id
Tips Bedakan Oli Asli dan Oplosan
- Ruas tol Cikopo - Palimanan (Cipali) yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) rupanya sukses menyedot perhatian masyarakat. Terlebih, tol sepanjang 116,75 kilometer ini hadir sesaat musim mudik Lebaran tiba. Tol ini dianggap dapat memangkas waktu tempuh perjalanan ketimbang melewati jalur Pantura, atau jalur Selatan.

Mengenal Rem ABS, Masalah dan Solusinya

Namun, ada beberapa perhatian publik yang saat ini tengah mengemuka, yakni trek lurus, landai, yang membuat banyak pengemudi tertantang untuk menginjak pedal gas lebih dalam. Alhasil, setelah belum lama beroperasi, banyak korban berjatuhan.
Rem Motor Anda Keras, Ini Penyebabnya


Menurut Pebalap Nasional, Rifat Sungkar, ada beberapa hal yang patut diperhatikan saat melintas di Tol Cipali agar tak terbuai dengan jalur 'mulus'-nya.

"Tol Cipali itu hasil penggabungan teknologi modern. Jalanannya seperti disetrika, taruh botol enggak akan jatuh. Saking enaknya,
enggak bumpy
sama sekali. Tapi, konsekuensinya adalah kalau lari 80 kilometer jadi enggak berasa. Lari 140 km juga
enggak
berasa di sana, kayak lari 80 km. Ini yang bahaya, karena bisa terlena,” ujar Rifat dalam keterangan tertulisnya, Selasa 30 Juni 2015.


Rifat juga menyarankan, ada baiknya masyarakat yang melewati tol Cipali agar tidak membawa barang berlebihan. Terlebih barang dibawa di atas mobil.


“Semakin tinggi mobil, semakin besar kemungkinan mobil limbung dan terkena angin samping. Satu-satunya untuk mengurangi itu adalah kecepatan harus konsekuen atau 100 kilometer per jam,” ujarnya.


Ia juga menganjurkan agar pemilik kendaraan melakukan pengecekan ban sebelum melakukan perjalanan. Pengisian ban yang ideal, kata dia, bisa dilihat dari stiker sebelah kanan dekat pintu. Namun Rifat menyatakan, tak perlu khawatir jika ban depan dan belakang memiliki ukuran yang berbeda.


Beban yang berat saat mudik kadang membuat masyarakat memilih menaikan shockbreaker. Namun menurut Rifat itu, itu merupakan cara salah dan berisiko tinggi.


“Shockbreaker itu jangan dinaik-naikkan.
Impact-
nya terlalu parah, karena tidak bisa
handling
dengan baik. Bisa jadi itu hanya akan menjadikan Anda korban di jalur tol,” ungkapnya.


Bensin jangan kosong

Hal lain yang patut diperhatikan saat melintas ruas Tol Cipali adalah kondisi bahan bakar kendaraan yang jangan dibiarkan kosong atau pas-pasan. Sebab, meski ada titik
rest area
di sana, namun hanya baru tersedia satu titik, yakni di kilometer 102 menuju Palimanan.


“Hal yang paling mengganggu jika bensin setengah kurang di perjalanan. Kenapa? bukan masalah mogoknya, tapi mental,
deg-degan
. Kita tidak tahu kondisi di depan. Kalau Tol Cipali ada tabrakan, lalu macet tiga-empat jam lalu habis bensin, mau bagaimana,” kata dia.


Tol Cipali yang memiliki jalan yang panjang juga sangat berisiko bagi para pengendara. Agar tak mengantuk, dan membuat suasana nyaman, Rifat menyarankan agar menyalakan musik dengan lagu yang dianjurkan.


“Walau Anda suka
banget
lagu
slow
, itu tidak rekomen. Sebab lagu
slow
bisa bikin ngantuk, terlebih jalanan mulus,” kata Rifat.


"Satu hal lagi, di Tol Cipali, pengendara wajib waspada karena masih banyak binatang yang menyebrang. Selain itu, kedua ruas tol tersebut masih minim pembatas atau garis dengan tekstur bergelombang," ujar dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya