Pedagang Mobil Bekas Kebanjiran Untung dari Musim Kampanye

Mobil bekas yang dijual pada ajang Bazaar Mobil Bekas di JX International Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Masa kampanye menjelang pemilihan umum 2019 sudah dimulai sejak September 2018. Selama periode ini, ternyata membawa rezeki untuk pedagang mobil bekas. 

Jeep Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Lebih Murah Usai Tak Laku, Berapa Harga Bekasnya?

Hal ini wajar, sebab mobil second hand memiliki banderol lebih murah ketimbang membeli mobil baru. Sehingga mobil-mobil bekas bisa menjadi alternatif untuk kendaraan operasional pada musim kampanye.

Salah seorang pedagang dari showroom mobil bekas di Mega Glodok Kemayoran, Jakarta mengatakan, mobil yang dibeli untuk kampanye beragam jenisnya.

Fortuner vs Pajero Sport Bekas, Pajak Tahunannya Murah Mana?

"Pernah ada yang datang ke sini cari Daihatsu Granmax, bilangnya buat kampanye, mau dibikin jadi ambulans. Ada juga mobil-mobil lain," kata pedagang yang enggan disebut identitasnya kepada VIVA.

Dia mengatakan, sebagai pedagang memang tidak menanyakan secara detail kepada pembeli yang datang ke showroom-nya, untuk apa kendaraan bekas yang dibelinya. Namun, pembeli biasanya langsung menceritakan kebutuhannya, jenis mobil, dan kisaran dana yang dimiliki.

Daftar Harga Pajero Sport Bekas dan Pajak Tahunannya

Untuk pembelian mobil bekas untuk kampanye, kata dia, biasanya pembayaran dilakukan secara tunai, bukan melalui sistem kredit. "Biasanya kalau untuk dipakai kampanye, cash. Entah itu transfer langsung semuanya atau pakai sistem uang muka dulu," kata dia.

Sementara itu, pedagang mobil bekas dari showroom Langgeng Indah Makmur, Halim mengatakan, pembelian mobil bekas secara tunai memang banyak dilakukan selama musim kampanye. "Kalau belinya cash, kami sering tanya buat apa. Enggak sedikit, pembeli bilang buat operasional kampanye, tapi ada juga yang memang buat pribadi," ujarnya.

Untuk pembelian mobil yang dilakukan lembaga atau organisasi, kata Halim, berdasarkan pengalamannya, memang terkadang sulit disetujui oleh pihak lembaga pembiayaan. 

"Leasing kan lihat dulu, kalau risiko gagal bayarnya tinggi, mereka enggak akan setujui. Jadi memang orang beli cash, atau biasanya pakai nama pribadi, nanti baru dijadikan kendaraan operasional, termasuk buat kampanye," kata Halim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya