- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Permintaan akan mobil bekas jelang pergantian tahun mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan banyak warga yang membutuhkan kendaraan pribadi, untuk dipakai berlibur.
Tidak adanya kepastian soal adanya insentif mobil baru, membuat mereka yang berencana melakukan pembelian beralih ke kendaraan seken. Sisa uang bisa dimanfaatkan untuk menginap di tempat yang nyaman atau dijadikan sebagai tabungan.
“Penjualan mobil bekas positif banget, bulan November saja dari tanggal 15 ke sini angkanya hampir 1.900 unit per bulan,” ujar Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Jakarta, Herjanto Kosasih kepada VIVA Otomotif, dikutip Kamis 10 Desember 2020.
Jenis mobil yang kini banyak diburu konsumen, kata Herjanto yakni yang kapasitasnya banyak dan harga murah. Kendaraan yang masuk dalam daftar tersebut, kebanyakan berasal dari segmen low cost green car atau LCGC.
“Penjualan saat ini yang laku itu 7 penumpang. Toyota Calya dan Daihatsu Sigra nomor satu, itu kencang penjualannya, karena murah. Banyak eks taksi online dijualin kemarin,” tuturnya.
Soal harga, Herjanto menjelaskan bahwa konsumen di Jakarta kebanyakan mencari mobil bekas yang harganya di kisaran Rp100 juta.
“Calya Sigra itu bekasnya di bawah Rp100 juta ada, bahkan Rp90 juta bisa dapat yang transmisi manual,” ungkapnya.
Herjanto mengakui, tidak semua orang mau membeli mobil eks taksi online. Alasan utamanya, kendaraan tersebut sering menempuh perjalanan setiap hari, sehingga kondisinya cepat menurun.
Lantas, bagaimana cara mengetahui bahwa mobil yang akan dibeli adalah bekas dipakai taksi online atau bukan? Herjanto mengatakan, ada satu cara yang mudah.
“Paling tahunya dari odometer saja, lihat kilometernya sudah berapa. Kalau kilometernya sudah jauh, biasanya itu dipakai buat taksi online. Dalam sehari, mereka bisa menempuh jarak 400-500 km,” jelasnya.
