Di Negara Ini, Showroom Nantinya Cuma Bisa Jualan Mobil Listrik

Ilustrasi mobil Listrik
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Populasi mobil listrik di dunia diprediksi bakal meningkat. Di Indonesia presiden Jokowi sudah menerbitkan Perpres No 55 tahun 2019, tentang Percepatan Progam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.

Merawat Bodi Mobil dengan Produk-produk Premium Kini Mulai dari Rp500 Ribu Saja

Peningkatan penggunaan kendaraan listrik juga akan terjadi di Jepang. Sebab, pemerintah di sana juga berencana mengganti penjualan mobil bermesin bensin dengan kendaraan elektrifikasi, termasuk model hibrida dan hidrogen. Ini akan terlaksana mulai tahun 2035. 

Melansir dari Paultan, Jumat 8 Januari 2021, larangan penjualan mobil bensin itu merupakan bagian dari strategi pengembangan lingkungan bersih atau Green Growth Strategy dari Perdana Menteri Yoshihide Suga.

BYD Minta Maaf Konsumen di Indonesia Belum Terima Unit, Ini Biang Keroknya

Dengan demikian, masyarakat Jepang akan membantu mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor pada 2050. Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah di Negeri Sakura disebut bakal mengucurkan dana untuk mendukung investasi green technology.

Profesor dari Universitas Tokyo, Yukari Takamura menyebut pemerintah Jepang telah menetapkan target yang ambisius.
Bahkan, untuk mencapai tujuan tersebut ditawarkan insentif pajak dan berbagai dukungan keuangan lainnya kepada perusahaan.

BYD Indonesia Bangun Diler Mewah di Kawasan Cibubur

Photo :
  • dok. MMKSI

Selain itu, untuk mempercepat peningkatan populasi mobil listrik di negaranya, pemerintah Jepang juga berencana akan memberikan insentif. Sehingga, harga untuk menebus kendaraan ramah lingkungan bisa lebih terjangkau oleh masyarakatnya.

Industri pembangkit listrik dan mobil hidrogen, juga akan mendapat dukungan penuh dari roadmap yang diciptakan Pemerintah Jepang. Sebab, konsumsi bahan bakar terbarukan itu ditargetkan bisa menjadi tiga juta ton pada tahun 2030, dan 20 juta ton pada tahun 2050. Diketahui pada 2017, pemakaiannya hanya 200 ton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya