- Timesnow
VIVA – Suzuki dalam waktu dekat dikabarkan akan meluncurkan generasi terbaru dari mobil Low Multi Purpose Vehicle andalan mereka, yakni Suzuki Ertiga.
Pembukaan selubung bakal dilakukan di India, negara yang menjadi pasar terbesar dari model tersebut. Sejak pertama dijual sampai saat ini, sudah lebih dari 750 ribu unit Ertiga yang laku di Negeri Hindustan.
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Motoroids, Senin 11 April 2022, proses pemesanan sudah dibuka, dan mereka yang berminat dapat menyerahkan uang tanda jadi sebesar 11 ribu Rupee atau setara Rp2 juta. Proses pembukaan selubung disebutkan akan dilakukan pada Jumat besok.
Tampilan depan mobil berkapasitas tujuh orang itu tampak berbeda di bagian depan, karena bagian grille diubah menjadi lebih modern. Sistem hiburannya mengandalkan layar tujuh inci yang bisa terhubung ke ponsel melalui fitur Android Auto dan Apple CarPlay.
Bocoran Suzuki Ertiga baru
- Cartoq
Berbeda dari model yang dipasarkan saat ini, Suzuki Ertiga baru akan menggunakan jantung pacu K15C yang memiliki spesifikasi empat silinder berkapasitas 1.500cc dengan kemampuan 115 daya kuda dan torsi 138 Newton meter.
Namun, performa bakal lebih besar dari itu karena Suzuki memasang tambahan motor listrik berkekuatan 31 daya kuda serta torsi 60 Newton meter, menjadikannya sebagai mobil hybrid. Informasi menyebutkan, bahwa konsumsi bahan bakarnya bisa mencapai 21 kilometer per liter.
Lantas, apakah mobil tersebut juga akan diperkenalkan di Indonesia? Pada pameran IIMS 2022 yang berakhir kemarin, PT Suzuki Indomobil Sales memajang teknologi Suzuki Smart Hybrid yang dikabarkan akan diterapkan pada mobil baru mereka yang meluncur tahun ini.
Sayangnya, SIS tidak menyebutkan kendaraan apa yang bakal dipasangi sistem hybrid tersebut. Mereka hanya mengaku, model yang dimaksud adalah yang memiliki pangsa pasar besar di segmennya.
Beda dengan Indonesia, Amerika Mulai Jegal Masuknya Mobil Listrik Asal China
Amerika berikan kenaikan tarif impor mobil listrik China ini cukup signifikan yakni 4 kali lipat. Jika kini tarif impor dikenakan 25 persen, maka nantinya jadi 100 persen
