Orang Indonesia Beli Mobil Listrik tapi Jarang Dicas

Stasiun pengecasan mobil listrik.
Sumber :
  • autoexpress

VIVA Otomotif – Salah satu tren yang sedang terjadi di dunia otomotif dalam negeri saat ini, yaitu kehadiran mobil listrik yang minim atau bahkan tidak menghasilkan polusi. Beberapa pabrikan mulai fokus mengembangkan kendaraan ramah lingkungan itu, dan berlomba-lomba menawarkan beragam fasilitas serta promo pada calon konsumen.

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Pengembangan kendaraan elektrifikasi itu semakin intensif, berkat dorongan dari pemerintah yang memberi kemudahan pada produsen dalam bentuk insentif. Di antaranya berupa PPnBM nol persen, pajak daerah maksimum 10 persen, uang muka minimum nol persen, serta tingkat bunga yang rendah.

Insentif tersebut merupakan satu paket kebijakan dengan kebijakan KBLBB, sesuai Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 di mana pemerintah menargetkan pada 2035 ada satu juta kendaraan listrik roda empat atau lebih dan 3,22 juta kendaraan listrik roda dua beredar di Tanah Air.

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Depok, Bandung, Bekasi Sabtu 27 April 2024

Ilustrasi mobil listrik

Photo :
  • Paultan

Pemerintah juga telah menetapkan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle sebagai kendaraan dinas, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022.

Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan mobil listrik berbasis baterai pada tahun lalu mencapai 10 ribu unit.

VIVA Otomotif: Mobil listrik Wuling Air ev untuk acara KTT G20

Photo :
  • Dok: Wuling Motors

Jumlah itu mengalami kenaikan hingga 10 kali lipat, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat hanya di kisaran 1.000 unit saja.

Namun ternyata, tidak semua pembeli kendaraan elektrifikasi, baik mobil listrik maupun hybrid yang rela mengeluarkan uang demi membantu mengurangi dampak negatif hasil pembakaran mesin konvensional yang berupa polusi udara.

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Agus Purwadi mengatakan bahwa sebagian dari mobil ramah lingkungan dibeli hanya untuk menaikkan status pemiliknya saja.

Tesla Model S di IIMS 2022

Photo :
  • VIVA/Muhammad Thoifur

“Harus diakui, mereka (yang beli mobil listrik) karena peduli lingkungan masih jauh lebih sedikit daripada ingin gaya dan punya status yang beda aja,” ujarnya di Jakarta, dikutip Kamis 26 Januari 2023.

Agus menuturkan, banyak dari kendaraan listrik jenis hybrid yang dibekali dengan gabungan mesin konvensional dan motor listrik memiliki fasilitas pengisian daya baterai secara eksternal, namun tidak dimanfaatkan.

“Banyak mobil plug in hybrid yang enggak pernah dicas. Jadi, dicasnya pakai mesin saja. Jadi, mereka yang beli mobil listrik karena sadar lingkungan masih sedikit, harus diakui,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya