Sumber :
- VIVAnews/Sandy Adam Mahaputra
VIVAnews -
Konsumsi bahan bakar gas terus digalakkan di sejumlah negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi yang terbatas dan semakin menipis.
Hal serupa juga dilakukan pemerintah Indonesia meski implementasi di lapangan belum berjalan maksimal.
Toyota sebagai produsen mobil terbesar di Tanah Air turut mendukung kebijakan tersebut. Salah satunya dengan membuat prototipe sedan Limo (Vios) versi CNG.
Mobil itu diperkenalkan di acara Indonesia Japan Expo 2013, JIExpo Kemayoran, Jakarta, 19-22 Desember 2013.
"Sebagai bentuk dukungan, kami membuat prototipe Limo CNG," kata
Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono.
Tangki itu menyalurkan gas melalui pipa terbuat dari tabung baja khusus
(double ferrul)
tahan korosi dan antibocor yang mengarah ke regulator dan katup tekanan yang didesain khusus di mesin. Jika ada kebocoran, gas akan berhenti tersalur secara otomatis.
"Kami kembangkan mobil ini selama dua tahun. Untuk tahap awal, kami akan ikuti langkah pemerintah dulu," ujar I Made Dana yang merupakan Direktur Corporate Planning & External Affairs TMMIN.
Namun, kata Dana, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah agar niat sosialisasi gas ini berhasil. Pertama, soal infrastruktur harus dipersiapkan seperti SPBG harus diperbanyak.
Kedua, pemerintah harus membuat regulasi yang jelas. "Agar jelas bagaimana standar teknisnya, begitu juga
safety
-nya," katanya.
Terakhir, disparitas antara gas dan bensin. Saat ini, harga gas berada di angka Rp3.100 dan bensin premium Rp6.500.
"Limo CNG tidak murni hanya mengandalkan gas. Masih bisa menggunakan bensin. Karena SPBG masih sangat terbatas," imbuh Dana.
Adapun konsumsi Limo untuk gas 1:9 liter/km, lebih boros dibanding menggunakan bensin 1:12 liter/km. Namun, harga gas jauh lebih murah dibandingkan bensin.
Halaman Selanjutnya
Tangki itu menyalurkan gas melalui pipa terbuat dari tabung baja khusus