Perang Diskon Mobil di Indonesia Kian Sengit

Mobil keluarga. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • serbaserbiartikel
VIVA.co.id
Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya
- Sama seperti tahun lalu, sejumlah pabrikan otomotif di Indonesia, hingga kini masih terus melakukan aksi perang diskon demi mendongkrak penjualan di 2015. Perang diskon ini dinilai masif, karena dilakukan hampir semua pabrikan otomotif baik roda dua maupun roda empat.

Berburu Kendaraan Harga 'Miring' di IIMS

Setidaknya, kondisi itu terlihat di dua pameran otomotif terbesar di Tanah Air, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), dan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015. Sejumlah pabrikan ramai-ramai memberikan promo diskon, mulai dari
Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan
cashback , cicilan nol persen, dan sebagainya.

Diakui
Marketing & Communication Div. Head
PT Hyundai Mobil Indonesia, Hendrik Wiradjaja, pemberian diskon merupakan salah satu cara mudah demi mengejar target penjualan. Pihaknya pun melakukan hal itu, karena merupakan senjata ampuh di tengah kondisi ekonomi paceklik, seperti sekarang ini.


"Kita tahu, dolar saat ini sangat perkasa, ekonomi lesu. Sebagai siasat, tentunya perang diskon dipilih banyak pabrikan otomotif untuk mengejar target penjualan mereka. Tetapi, sejauh ini kami melihat perang diskon di Indonesia masih dalam tahap wajar," kata Hendrik, saat berbincang dengan
VIVA.co.id
.


Menurut Hendrik, perang diskon semakin merajalela, lantaran konsumen di Tanah Air memang menggandrungi hal itu, ketimbang fitur-fitur mobil yang diandalkan. Artinya, calon konsumen lebih gampang jatuh hati terhadap mobil dengan diskon besar. Sebagai contoh, calon konsumen dalam setiap pameran tentu pertanyaan pertama yang diutarakan adalah berapa diskon yang diberikan terhadap mobil yang didatanginya.


"Diskon memang gampang merangsang daya beli orang untuk melakukan pembelian barang," kata dia.


Hendrik juga menyoroti program penurunan uang muka (
down payment
/DP) oleh Otoritas Jasa Keuangan yang belum lama diketok, terkait rangsangan daya beli masyarakat. Kata dia, program itu sepenuhnya tak dilakukan banyak bank, dan perusahaan pembiayaan (
leasing
) di Indonesia. Sehingga, dianggap tak efektif.


"Tidak diikuti
kok
, silakan saja dicek. Kami juga tidak tahu apa sebabnya. Tetapi, menurut pandangan kami, ada faktor risiko besar jika melakukan hal itu, makanya banyak bank dan
leasing
tak melakukan itu. DP kendaraan tetap saja masih 30 persen," kata Hendrik.


Sementara itu, Pengamat Otomotif Suhari Sargo, saat dihubungi terpisah mengatakan, perang diskon di Indonesia sebenarnya sudah terjadi sejak tahun lalu. Besarannya pun tak tanggung-tanggung, hingga puluhan juta rupiah.


"Perang diskon yang paling terasa ada di segmen Low MPV. Kita tahu, segmen ini merupakan kendaraan yang paling diminati masyarakat di Tanah Air. Pertimbangannya, kabinnya luas, tujuh penumpang, dan cocok dengan karakter orang Indonesia," kata Suhari Sargo.


Suhari menduga, ini dilakukan lantaran banyaknya mobil baru yang terus bermunculan, sedangkan daya beli tak besar. Karena tak ingin penjualannya tergerus, diskon pun akhirnya ditempuh.


"Saya melihat, diskon besar dilakukan akibat pergerakan stok unit di diler masih belum berimbang dengan permintaan. Hal ini, disebabkan oleh masuknya mobil jenis baru. Makanya, banyak produsen otomotif harus memberikan kebijakan diskon untuk tetap menggaet konsumen," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya