Ketika Postur Kurus Jokowi Naik Moge Dipersoalkan

Touring Motor Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Beberapa hari lalu, dalam acara diskusi Indonesia Lawyers Club yang disiarkan tvOne, Pengamat Politik yang juga Dosen Filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung, menyindir postur tubuh Presiden Joko Widodo yang dianggap tak cocok menunggangi motor gede.

Mendag Lutfi Dinobatkan Jadi Pemimpin Terpopuler oleh Warganet

Kata Rocky, berdasarkan estetika, orang yang naik chopper itu berat badannya minimal 90 kilogram. Sementara itu, berat badan Jokowi di bawah itu. "Karena itu juga penting untuk keseimbangan," kata Rocky mengutip siaran ILC, Selasa lalu, 19 April 2018.

Dari kacamatanya, tak sembarang orang bisa menunggangi sebuah motor gede. Tubuhnya pun dianggap pasti tak bisa menunggangi moge berkapasitas 600cc. "Atau, jangan-jangan chopper Pak Jokowi mesinnya Honda bebek," candanya yang langsung disambut gelak tawa peserta ILC.

Menteri LHK: Pembangunan Tak Boleh Terhenti Atas Nama Deforestasi

Touring Motor Presiden Joko Widodo

Sindiran Rocky pun langsung dijawab Heret Frasthio, salah seorang pemilik Elders Garage --bengkel motor kustom yang menggarap chopper Jokowi. Kata Heret, Rocky terlihat tak tahu apa-apa soal motor, jadi sah-sah saja jika berasumsi.

Menko Luhut Ingatkan Visi Poros Maritim Dunia Harus Terealisasi

“Ya, enggak apa-apa. Mungkin, secara personal tidak cocok itu kan pandangan subjektif. Bentuk motor bisa menyesuaikan, namanya juga motor kustom. Jadi, lebih ke pengetahuan saja, yang enggak mengerti, jadi dia berasumsi,” ujar Heret, saat berbincang dengan VIVA, Jumat 13 April 2018.

Sementara itu, dari segi safety riding, Jusri Pulubuhu pemilik Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menegaskan, tak ada patokan resmi yang menentukan badan kurus atau gemuk boleh untuk naik motor besar. Anggapan Rocky dianggap salah besar.

Touring Motor Presiden Joko Widodo

“Justru, kebanyakan biker kendaraan-kendaraan kustom khususnya di Asia, berbadan kurus seperti Jokowi. Namun, dalam konteks safety, idealnya tinggi badan lebih memberi nilai positif bagi handling motor,” tuturnya.

Intinya, sambung Justri, dianjurkan tiap biker mencari tunggangan yang tak terlalu tinggi, alias sesuai dengan jangkauannya. Sehingga, dalam kondisi jalan perkotaan, ketika stop and go tak membuat kesulitan bagi biker untuk mengontrol motornya. "Karena pengendara harus berhenti dan bergerak seketika secara stimultan."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya