Pengamat: Popularitas Motor Listrik Bakal Kalahkan Skuter Matik

Ilustrasi motor listrik
Sumber :
  • Viar

VIVA – Sejak beberapa tahun terakhir, pasar motor listrik di Indonesia mengalami pertumbuhan. Bahkan, ada sejumlah model  yang dibuat dan dirakit di dalam negeri. Lantas, bagaimana pengamat otomotif melihat masa depan kendaraan nonemisi tersebut?

Suzuki Nex II Edisi 2024 Mengaspal, Ini Perubahannya

Pengamat otomotif sekaligus akademisi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengatakan, saat infrastruktur dan seluruh regulasi terkait sudah matang, maka popularitas motor listrik akan meningkat, bahkan melebihi skuter matik sekarang.

“Tren yang baru merebak adalah motor listrik. Diprediksi akan tumbuh berkembang pesat mengejar pertumbuhan motor matik,” ujar Yannes saat dihubungi VIVA Otomotif, dikutip Minggu 28 November 2021.

Suzuki Siap Jual Motor Listrik Murah dengan Desain Retro, Intip Bocorannya

Tiga menteri jajal motor listrik Gesits

Photo :
  • Kemenperin

Menurut Yannes, motor listrik memiliki banyak keunggulan dibandingkan motor dengan mesin bensin. Selain ramah lingkungan, biaya operasional kendaraan tersebut diyakini juga lebih murah.

Catat, Ini Daftar Bengkel yang Terima Konversi Motor Listrik Gratis

“Sepeda motor listrik mengungguli motor bensin dalam efisiensi biaya operasional kendaraan. Motor listrik hanya perlu 20 persen energi dari motor bensin untuk jarak tempuh yang sama,” terangnya.

Lebih jauh, Yannes menambahkan, saat ini motor listrik kurang populer di Indonesia lantaran cara pemasarannya yang keliru. Sebab, selain fokus menjual produk, pabrikan juga disarankan menjual layanan atau servis.

“Motor listrik paling siap untuk dipasarkan, tapi dengan model bisnis yang lebih advanced, yang lebih kekinian, bukan sekadar jual motor lagi, tapi jual servis,” tegasnya.

Motor listrik Gogoro 2 Series.

Photo :
  • Dok: Gogoro

Yannes mengingatkan, seandainya ingin menjadi pemain utama di pasar kendaraan listrik global, maka Indonesia harus segera mengekspor produknya mulai dua sampai tiga tahun mendatang.

“Indonesia kalau mau tampil dalam kompetisi electric vehicle dunia, harus sudah siap ekspor setahun sebelum 2024, saat negara-segara Eropa menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar fosil,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya