- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Baru-baru ini, insiden Metromini yang dihantam kereta api di Tubagus Angke, Jakarta Utara, awal Desember lalu, menyita perhatian publik luas di Tanah Air. Bagaimana tidak, belasan korban tewas berjatuhan termasuk sopir, lantaran tak tertib berlalu lintas.
Polisi menenggarai kecelakaan terjadi, akibat Metromini nekat menerabas rel kereta api, meski pintu perlintasan sudah ditutup.
Jika ditarik garis besar, kecelakan di pintu perlintasan kereta itu terjadi karena kelalaian manusia. Palang pintu yang terlambat menutup, kendaraan yang nekat menerabas pintu perlintasan yang tertutup, atau kendaraan yang mogok di tengah rel kereta, merupakan sederet faktor penyebab terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta.
Di luar aksi menerabas perlintasan kereta api, mobil yang mogok saat pintu perlintasan sudah menutup tentu wajib diwaspadai, karena risiko kecelakaan maut sangat besar.
Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan jika mobil mengalami mogok di rel kereta api?
Seperti dilansir AstraWorld, Kamis 17 Desember 2015, sebaiknya jangan panik dan tetap mengutamakan keselamatan. Kalau masih ada waktu, cobalah men-starter ulang sampai mesin mobil kembali bekerja.
Namun, jika cara ini tidak berhasil dan mesin mobil tetap tidak bisa dihidupkan, minta semua penumpang untuk keluar dari mobil. Selanjutnya, minta bantuan untuk mendorong mobil hingga ke posisi aman di luar jalur kereta.
Khusus untuk mobil bertransmisi manual, ada alternatif lain agar mobil yang mogok di perlintasan kereta tetap dapat bergerak. Caranya, pindahkan perseneling ke gigi satu, lalu starter tanpa menginjak pedal kopling.
Mobil akan dapat bergerak akibat putaran dinamo starter. Cara ini sebaiknya dilakukan hanya pada kondisi darurat saja. (asp)
Rem Motor Anda Keras, Ini Penyebabnya
Sangat berpengaruh terhadap kenyamanan berkendara.
