- Alfin Tofler
VIVA.co.id – Bagi pengendara kendaraan roda empat, saat berkendara di jalan kita akan berhadapan dengan beragam kendaraan, baik sepeda motor maupun truk dengan muatan besar.
Terkadang, pengendara mobil umumnya kaum perempuan, takut apabila berkendara di jalan yang sering dilalui truk bermuatan besar seperti di kawasan Pantura --jalur Pantai Utara-- Pulau Jawa.
Instruktur keselamatan berkendara dari Michelin Safety Academy, Anondo Eko mengungkapkan, jika melewati jalan yang banyak dilalui truk, atau kendaraan bermuatan besar seperti Pantura memang harus ekstra hati-hati. Sebab, dimensi truk yang cukup besar menyita ruang jalan yang banyak, sehingga lebar jalan yang kurang memadai dapat menyulitkan, jika ingin menyalip.
"Maka itu, kita harus menunggu sampai ada ruang jalan yang cukup dan tetap ikut rambu lalu lintas yang berlaku," kata Anando kepada VIVA.co.id di Jakarta, Jumat 18 November 2016.
Dimensi yang besar itu, membuat blindspot bagi pengemudi itu sendiri, juga bagi kendaraan lain yang ada di belakangnya. Maka ada baiknya, tetap jaga jarak aman yang cukup, supaya pandangan jauh ke depan lebih leluasa.
"Jangan ragu menggunakan klakson, atau lampu saat mau menyalip. Pastikan keberadaan mobil kita dengan mudah terlihat oleh driver truk, antara lain dengan mengatur posisi mobil dan menyalakan lampu besar bila perlu," ungkap dia.
Selain selalu melihat jauh ke depan, pengendara juga harus memerhatikan lingkaran aman di sekeliling mobil, termasuk saat sedang macet. "Harus sering melihat spion, dalam defensive driving setiap delapan detik. Jika di belakang ada truk yang tidak mau menjaga jarak aman, sebaiknya kita hindari, terutama di tanjakan dan turunan," ujarnya menambahkan.
Terakhir, kebiasaan setempat perlu diketahui. Seperti contohnya kebiasaan pengemudi truk di Jalur Pantura. "Jika di Pantura, saat kita mau menyalip truk dari kanan, tetapi tiba-tiba driver truk menyalakan lampu sein kanan itu memberi tahu kita jangan menyalip, karena ada mobil dari arah berlawanan," katanya. (asp)
