Ternyata Sebelum Deklarasi, Jokowi Sudah Tahu Yenny Wahid Dukung Dia

Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (kanan) menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo mengatakan, dirinya sudah mengetahui perihal putri sulung Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid akan memberikan dukungan kepadanya sebelum Yenny resmi mendeklarasikan dukungan ke Jokowi-Ma'ruf.

Momen Prabowo Ditarik Wakil PM Singapura Lawrence Wong di Istana Bogor

"Ya alhamdulillah, karena kan memang mbak Yenny sejak awal sudah menyampaikan kepada saya hanya memohon menunggu momentum yang pas," kata Jokowi usai Rapimnas PPP di Jakarta, Kamis 27 September 2018.

Presiden ke-7 RI meyakini dukungan yang sudah dideklarasikan keluarga Gus Dur akan berdampak positif terhadap elektabilitas Jokowi-Ma’ruf.

Menag Yaqut: Haji 2024 Jadi yang Terbaik Sepanjang Kepemimpinan Presiden Jokowi

"Ya, saya kira sudah disampaikan langsung oleh Beliau. Tentu saja, ini menambah semangat," ujarnya.

Sebelumnya, Yenny Wahid mengingatkan bahwa pemimpin di Indonesia harus terus berjuang dan berusaha agar tak ada lagi jurang masyarakat miskin dan kaya.

Paparkan Revolusi Ketenagakerjaan PMI, Kepala BP2MI Sebut Golden-Triangle Harus Kolaborasi Solid

Gus Dur, kata dia, disebut banyak terlihami oleh figur-figur seperti Mahatma Gandhi yang membela rakyat dengan cara memberdayakan dan tanpa kekerasan. Maka, pimpinan Indonesia mendatang haruslah yang mencerminkan keduanya.

"Sosok seperti Gus Dur dan Gandhi adalah sosok pemimpin yang kita butuhkan," kata Yenny dalam pidato politiknya dalam dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf Amin di Rumah Pergerakan Politik Gus Dur, Jakarta.

Indonesia, menurut Yenny, adalah negara besar dengan kekayaan alam melimpah dan sumber daya manusia penuh talenta dan punya nilai kebajikan, serta punya keinginan untuk mengabdi kepada negara. 

Dia berpendapat, pemimpin yang kini dicari adalah orang yang gerah saat rakyat susah dan memiliki nurani rakyat.  

"Pemimpin yang tidak berjarak dengan masyarakat. Pemimpin yang tidak canggung memeluk warga dan bersama mereka berbaur dan berbagi aroma keringat. Pemimpin yang sederhana cara berpikirnya bahwa bangsa ini harus dipenuhi hak dan kebutuhan dasarnya untuk hidup sejahtera," kata Direktur Wahid Foundation itu lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya