Klarifikasi Ma'ruf Amin soal Buta dan Budek

Calon Wakil Presiden Maruf Amin
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin, meminta polemik ucapannya soal 'buta dan budek' disudahi. Menurut Ma’ruf, ucapannya itu hanyalah kesalahpahaman yang dimaknai segelintir orang. Ma'ruf menegaskan, tidak punya maksud merendahkan siapa pun, apalagi kaum difabel.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Itu kan salah paham. Yang saya maksud buta itu bukan buta mata bukan budek telinga, tapi buta hati. Matanya enggak buta, jadi tidak ada hubungannya dengan fisik ya," kata Ma'ruf di kediamannya Jalan Situbondo, Jakarta, Selasa, 13 November 2018.

Ketua Majelis Ulama Indonesia non-aktif itu pun menyebut istilah buta dan budek seperti yang dimaknai dalam Alquran. Ia mengutip ungkapan summun bukmun umyun yang menyitir istilah pekak, buta dan tuli sebagai kiasan.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Dengan penjelasan itu, sebaiknya orang memahami maksud dan tujuan pernyataan tersebut ketimbang memelintir demi tujuan politik tertentu.

"Jangan keliru, itu sama dengan nyanyiannya si Rhoma Irama buat hati, budek hatinya. Tidak ada hubungannya dengan fisik, tidak ada relevansinya," kata Ma’ruf.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Pernyataan budek dan buta yang disampaikan Ma'ruf diketahui disampaikan pada saat peresmian rumah relawan Barisan Nusantara di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur pada Sabtu, 10 November 2018.

Ia menyampaikan itu untuk menyindir pihak- pihak yang tak mengakui keberhasilan Jokowi, calon presiden pendampingnya di pemilu tahun depan.

Menurut dia, kinerja Jokowi selama empat tahun meletakkan dasar ekonomi yakni membangun infrastruktur secara masif demi keterhubungan antarwilayah.

"Orang-orang sehat dapat bisa melihat jelas prestasi yang ditorehkan Pak Jokowi, kecuali orang yang matanya buta atau telinganya budek, tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat kenyataan yang ada," kata Ma'ruf. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya