Tax Ratio RI Stagnan, Prabowo: Zaman Soeharto Bisa 16 Persen

Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto (tengah) mengenakan topi dari Komandan Jenderal Kopassandi Abdul Rasyid Abdullah Syafii (kanan) pada deklarasi dukungan Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandi (Koppasandi) di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menilai ketidakmampuan pemerintah saat ini dalam menciptakan kepatuhan pembayaran pajak membuat negara banyak kehilangan pendapatan, yang mestinya bisa diperoleh.

Tetap Bayar Pajak, Menkominfo Tegaskan Starlink Tak dapat Insentif Khusus

Prabowo membuktikan hal itu dari tax ratio yang saat ini stagnan di kisaran 10 sampai 12 persen. Sedangkan, di era pemerintahan Soeharto, dikatakannya, tax ratio bisa menyentuh 16 persen dari produk domestik bruto, sehingga enam persen yang hilang itu menyebabkan negara hilang pendapatan sebesar US$60 miliar.

"Jika kita lihat bagaimana manajemen negara di bawah rezim Soeharto. ‘Retaliation’ di bawah Soeharto 16 persen, artinya 6 persen dari GDP kita, atau senilai US$1 triliun, yang mana kita kehilangan US$60 miliar, karena manajemen ekonomi yang salah dalam hal ini," kata Prabowo dalam acara di Shangri-la Hotel Jakarta, Rabu 21 November 2018.

Pemerintah Kantongi Rp 24,12 Triliun dari Pajak Fintech hingga Transaksi Kripto

Bahkan, dibanding negara-negara Afrika maupun negara-negara Asia lainnya yang setara dengan kapabilitas ekonomi Indonesia, tax ratio di Tanah Air saat ini menurut mantan Panglima Kostrad itu terbilang jauh tertinggal. 

Dia menyebutkan, tax ratio di Zambia telah mencapai 16 persen, Thailand 18 persen, dan Malaysia mendekati 18 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nya.

Stafsus Kemenkeu Tanggapi Tas Enzy Storia yang Tertahan Bea Cukai, Netizen Singgung Ini

"Misalnya Zambia, yang 16 persen saat ini. Kita perlu pergi ke sana dan belajar kepada pemerintah di sana, bagaimana mereka bisa melakukan manajemen yang baik seperti mereka," tutur Prabowo.

"Kita cenderung memandang rendah negara-negara di Afrika dan orang Afrika, tapi saat ini nyatanya mereka sekarang tampil lebih bagus dari pada kita bangsa Indonesia," lanjut mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.

Tegas Prabowo, dalam masa kepemimpinannya bila menang nanti, peningkatan tax ratio menjadi agenda utama yang akan didorong. Terutama dengan memberikan berbagai insentif bagi pelaku usaha serta menggunakan perkembangan teknologi dan informasi untuk mengefisiensikan pembayaran pajak.

"Jangan hanya membebani orang yang benar-benar melakukan kegiatan ekonomi. Saya melihat banyak negara yang telah sukses. Saya punya tim yang mempelajari hal itu. Saya melihat banyak negara yang telah berhasil, seperti Amerika saat ini," tutur Ketua Umum Partai Gerindra itu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya