DKPP Ingin Pilkada 2020 Tak Sekadar Berintegritas, tapi Bermartabat

Ilustrasi simulasi pemungutan suara Pilkada 2020
Ilustrasi simulasi pemungutan suara Pilkada 2020
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

“Ini namanya fair. Atas dasar pikiran itulah, karena negara Indonesia adalah negara yang plural tetapi satu, maka di 270 daerah yang akan menggelar pilkada harus ditekankan jangan mengganggu atau menggoyang-goyangkan nilai yang menyebabkan Indonesia ini menjadi beda, tetapi menjadi satu,” tuturnya.

Teguh memaparkan, terbentuknya negara Indonesia ini karena ada komitmen. Komitmen dari plural menjadi ika, dari bhinneka menjadi ika. Dari berbeda tetapi satu. Yaitu dimulai dari satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, satu Tanah Air, satu bangsa, satu Indonesia, dalam Sumpah Pemuda. 

“Inilah pijakan berdirinya NKRI yang kemudian ditegaskan dan ada dalam Proklamasi dan Pancasila,” jelasnya.

Terkait filsafat pemilu, menurutnya, Pancasila adalah pijakan atau ideologi negara yang mempersatukan seluruh wilayah Indonesia. 

“Jadi, pilkada tidak boleh menggoyah sendi-sendi fundamental ideologi bangsa ini. Sendi-sendi fundamental itu ada dalam filsafat pemilu. Tidak boleh melanggar aturan Tuhan, hukum Tuhan, takut akan Tuhan. Kemudian tidak boleh menggoyang nilai-nilai kemanusiaan, persatuan dengan hoaks, adu domba antargolongan, kemudian tidak boleh melanggar hikmah suara rakyat, yaitu mengganti suara atau memanipulasi suara,” paparnya.