Tsunami Tetap Mengancam Indonesia

- ANTARA FOTO/Ampelsa
VIVA – Minggu, 26 Desember 2004, bencana gempa bumi dan tsunami akan terus dikenang sebagai sejarah kelam bagi masyarakat Aceh dan juga rakyat Indonesia. Dunia pun turut berduka. Tragedi itu tidak saja menjadi salah satu bencana alam terdahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah nasional, namun juga menjadi peringatan (wake up call) bagi pemerintah dan masyarakat di Tanah Air bahwa betapa pentingnya untuk memahami mitigasi bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia rawan bencana alam, terutama yang berdampak besar seperti gempa dan tsunami. Ancaman tsunami bisa diprediksi setiap gempa bumi muncul, namun gempa tidak bisa diprediksi kapan datangnya.
Kalangan pengamat sudah mewanti-wanti, tsunami tidak bisa dicegah apalagi dihalau. Yang hanya bisa dilakukan adalah membuat langkah-langkah antisipastif agar kemunculannya di wilayah pesisir tidak sampai menimbulkan kerugian besar apalagi korban jiwa.
Fakta-fakta seperti itu lah yang harus terus disadarkan dan diantisipasi oleh pemerintah dan masyarakat dari waktu ke waktu dan ini selalu menjadi tantangan besar dengan segala permasalahan atau kompleksitas yang masing-masing muncul setiap kali bencana datang tiba-tiba, seperti yang dulu terjadi di Tanah Rencong.
Lima belas tahun lalu, Aceh awalnya diguncang gempa hebat. Guncangan gempa berskala 9,1–9,3 dalam skala kekuatan Moment dan IX (Violent) dalam skala intensitas Mercalli membuat warga Aceh berhamburan.
Gempa bumi tersebut berada di Samudera Hindia, yang disebabkan Lempeng Hindia terdorong ke dalam Lempeng Burma. Inilah yang membuat serangkaian tsunami yang menyebabkan lebih dari 166 ribu orang tewas atau hilang. Bukan hanya di Aceh saja, negara tetangga juga merasakan bencana tsunami tersebut dengan puluhan ribu korban jiwa.
Kini, 15 tahun sudah bencana tersebut berlalu. Tragedi tsunami ini masih dirasakan warga Aceh. Terutama bagi mereka yang kehilangan anggota keluarga, dan tidak pernah menemukan jasadnya.