Bentrok Ormas Menggila. Polisi Tak Berdaya?

Aksi FBR
Sumber :
  • MATANEWS.COM

VIVAnews - Bentrok antar anggota organisasi massa kembali terjadi di Ibukota, Rabu dini hari, 18 Juli 2012. Kali ini anggota Forum Betawi Rempug (FBR) mengamuk dan merusak posko Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) di kawasan Jakarta Barat. Saat ini polisi masih memeriksa 15 orang yang diamankan saat bentrok berlangsung.

Keributan itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Bentrok dipicu perusakan sebuah gardu milik Forkabi dan dua warung oleh anggota FBR. Perusakan itu rupanya aksi balasan dari kejadian sebelumnya.

Kepala Bidang Humas Polda metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menjelaskan pada Selasa malam, pukul 23.00 WIB, warung makan milik anggota FBR bernama Leo, yang terletak di Pekojan, Jakarta Barat, tepatnya di samping Hotel Jatra, dirusak oleh 40 orang yang mengendarai sepeda motor. "Sehingga mengakibatkan etalase kaca pecah. Mereka juga merobek benderai FBR," kata Rikwanto.

Tak lama setelah insiden itu, ratusan anggota FBR langsung berkeliling mencari pelaku. "Mereka akan melakukan aksi balasan terhadap para pelaku yang semula mereka duga dari ormas Pemuda Pancasila," ucapnya. Di tengah jalan, mereka berpapasan dengan sekelompok orang. Massa FBR yang terlanjur kalap, mengira mereka adalah kelompok PP. Padahal, itu kawanan Forkabi.

Cerita Brian Siawarta Jadi Pendeta, Malah Pilih Belajar Agama Islam

Diserbu mendadak, kelompok itu lari tunggang-langgang, menyelamatkan diri masuk ke sebuah posko di Pejagalan. Terpojok, mereka lalu menjadi bulan-bulanan anggota FBR.

Posko Forkabi tak ayal diobrak-abrik. Setelah puas melampiaskan murka, kelompok penyerang yang mengenakan pakaian hitam-hitam itu angkat kaki. Rikwanto menduga penyerangan terhadap warung Leo itu merupakan aksi balas dendam atas perusakan dan penurunan bendera PP oleh FBR pada hari Senin kemarin pukul 02.00 WIB di pos di Jalan Pejagalan Raya.

Dari penyisiran lokasi bentrok, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain 45 unit sepeda motor, 71 anak panah, 15 golok dan pedang, lima ketapel, dua clurit, satu besi penghancur es, dan 60 butir kelereng. "Tersangka yang diamankan berjumlah 15 orang," ujarnya.

Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengky Haryadi, mengatakan aparatnya masih menyidik kejadian tersebut. Penyidikan dilakukan secara maraton terhadap sejumlah pelaku yang ditangkap.

Ketua Umum FBR, Luthfi Hakim, mengatakan belum mendapat laporan tentang kasus kekerasan itu, yang lagi-lagi melibatkan anak buahnya. "Kalau memang ada, saya pasti tahu," katanya. Karena itu, dia meyakini tidak ada anggota FBR yang bentrok semalam. Dia menduga kisruh itu sengaja diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Saat ditanya apakah ini ada hubungannya dengan Pilkada DKI Jakarta, Luthfi membantahnya.

"Tidak mungkin, soalnya FBR dan Forkabi, dua-duanya pendukung pasangan Foke-Nara," ucapnya. Luthfi berdalih, kalaupun benar ada, kejadian itu hanya mencatut nama FBR saja. "Sebut sajalah ada oknum," kata dia. "Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang yang membuat isu ini, semoga diberikan taufik dan hidayah. Cukup FBR saja yang dicatut namanya."

Senada dengan Luthfi, Direktur LBH Forkabi, Zamakh Sari, juga mengaku belum mendapat kabar soal bentrokan itu. "Mungkin hanya pakaiannya yang sama atau atas nama pribadi," ujar dia. Menurut dia, kalau keributan itu atas nama ormas sudah pasti kabarnya sampai ke telinga pengurus.

Zamakh mengungkapkan selama ini Forkabi jarang berselisih dengan FBR. Sebab, Forkabi dan FBR sama-sama aanggota Badan Musyawarah Betawi. "Pengurus Forkabi dan FBR duduk di Bamus. Tapi saya tidak tahu kalau di akar rumput," ujarnya.

Keributan antar ormas marak terjadi belakangan ini. Bentrok antara anggota FBR dan Pemuda Pancasila tercatat terjadi di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, pada 2 Juli 2012 lalu. Ini berawal saat tiga anggota PP yang berada di posko mereka di Jalan Bangunusa, Cengkareng Timur, Jakarta, diserang 20an orang yang mengendarai sepeda motor. "Akibatnya, satu luka di kepala, tidak ada luka tusuk," kata Kapolsek Cengkareng, Komisaris Rudy Reinewald.

Sebelumnya, bentrok antara dua ormas ini sudah terjadi di belakang Ruko Sabar Ganda Asri, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada dini hari, 27 Juni 2012. Kali ini, Ketua Gardu 287 FBR Pondok Betung, Muhidin alias Picuk, sampai tewas dibuatnya.

Sore harinya, puluhan orang yang mengenakan pakaian hitam-hitam melempari rumah Karnadi, tokoh ormas Pemuda Pancasila setempat sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, dengan bom molotov.

Massa dengan beringas juga membakar dua mobil Suzuki Escudo warna biru B 1236 KM dan sedan Volvo biru tua B 735 JJ. Belum puas, mereka membakar motor merek Kaisar B 3201 NUH. Aksi perusakan yang diduga dilakukan anggota FBR itu terjadi saat ratusan anggota ormas ini melakukan sweeping mencari pelaku pembunuhan Muhidin.

Tak hanya di Jakarta

Minggu, 15 Juli lalu, anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Pemuda Pancasila bentrok di Jalan Sekip, Medan, Sumatera Utara. Sedikitnya tiga orang mengalami luka bacok.

Bentrokan berawal saat empat anggota PP pulang menghadiri pelantikan pengurus Ranting PP Petisah di Jalan Sekip. Pulang mengendarai motor, mereka tiba-tiba diserang sekelompok pemuda berpakaian preman. Tak seimbang, keempatnya lari menghindari amuk para penyerang.

Akibat serangan tersebut, tiga anggota PP terluka parah. Zulkifli (40) mengalami luka tebas di tangan, Karno (35) luka tikam pada rusuk sebelah kiri, dan Supar (40) luka tebas pada badan.

Kapolda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Wisnu Amat Sastro, mengatakan akan memangil petinggi dua organisasi di Sumut ini. Wisnu bahkan sampai meminta instansi pemerintah terkait untuk membantu kepolisian mendamaikan keduanya.

Bentrok massa yang melibatkan ormas juga terjadi di Solo, Jawa Tengah pada 4 Mei 2012. Keributan terjadi antara warga Kelurahan Gandekan, Solo, Jawa Tengah, dengan anggota Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS). Insiden di Jalan RE Martadinata itu merupakan kelanjutan dari kerusuhan sebelumnya.

Kasubag Humas Polresta Surakarta Ajun Komisaris Pol. Sis Raniwati mengatakan bentrokan itu bermula saat ratusan anggota laskar pamer kekuatan, berjalan kaki keliling kampung. "Ada kelompok tertentu berjalan untuk menunjukkan kekuatan," ujar Sis kepada VIVAnews.

Dilempari batu oleh warga, ratusan anggota laskar mengamuk dan menghajar dua warga sampai babak-belur. Pengeroyokan itu memicu kemarahan warga. Tak ayal, mereka menyerang balik. Buntutnya, sejumlah orang terluka dan beberapa sepeda motor milik anggota laskar hangus dibakar.

Transaksi Grup GoTo Q1-2024 Meningkat, Kerugian Mulai Dipangkas
VIVA Militer: Tentara Israel menodongkan senjata kepada jurnalis

5 Unit Militer Israel Langgar HAM, AS Pertimbangkan Sanksi

Amerika Serikat (AS), pada Senin, 29 April 2024, mengatakan bahwa pihaknya menemukan lima unit militer Israel melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia (ham).

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024