Waspada Ancaman Badai di Pulau Jawa

Ilustrasi cuaca ekstrem.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – November tahun ini musim hujan sudah mulai melanda. Tidak heran bila air dari langit itu mengguyur banyak daerah di Indonesia hampir setiap hari.

Banjir Melanda Rusia, Lebih dari Sekitar 15.000 Rumah Terendam

Saat ini belum lah periode puncak. Awal September lalu, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan puncak musim hujan akan jatuh pada Desember 2017-Februari 2018.

Curah hujan yang tinggi dan kadang disertai banjir memang sudah biasa dihadapi. Namun, yang patut juga diwaspadai pada musim hujan kali ini adalah embusan angin kencang yang berpotensi jadi badai. Ini bisa mendatangkan bencana yang dahsyat dan semua pihak harus pintar-pintar mengantisipasinya. Peringatan akan terjadinya bencana juga penting untuk disampaikan ke masyarakat.

5 Ramalan Jayabaya yang Terjadi di Tahun 2024, dari Bencana Alam hingga Situasi Politik

Untuk hal itu, BMKG sudah wanti-wanti. Deputi Bidang Meteorologi BMKG R. Mulyono Rahadi Prabowo menyampaikan saat ini di sekitar wilayah Indonesia telah terpantau dua bibit siklon (putaran angin) yang berada dalam wilayah tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.

Pertama, bibit siklon 95 S di selatan Jawa Tengah pada 26 November 2017 dengan pusat sekitar 9,6 LS, 109,4 BT (sekitar 240 km sebelah selatan barat daya Cilacap) bergerak ke arah Utara Barat Laut kemudian akan berbelok ke timur keesokan harinya. Kecepatan angin maksimum sekitar 25 knot (45 km/jam) dengan tekanan terendah 1003 mb.

Bukan Hanya Terbelah, Raja Jayabaya Juga Ramal Pulau Jawa Bakal Tenggelam

Kedua, dalam waktu yang bersamaan, terdapat juga bibit siklon tropis (angin puyuh, badai tropis, atau angin ribut) 96 S di Samudera Hindia sebelah Barat Daya Bengkulu di 6,8 LS, 94,2 BT yang bergerak ke arah timur tenggara. Menurut Prabowo, bibit siklon yang berada di selatan Jawa lebih memiliki potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis.

"Bibit ini memberikan pengaruh terhadap cuaca di wilayah Indonesia, khususnya Jawa," kata Prabowo seperti dimuat dalam situs resmi BMKG, bmkg.go.id, Minggu, 26 November 2017.

Lintasan bibit siklon tropis, 26 November 2017.

[Lintasan bibit siklon tropis, 26 November 2017. Foto: BMKG].

Prabowo memperkirakan untuk esok hari, Senin, 27 November 2017, dan lusa, Selasa, 28 November 2017, terdapat peningkatan potensi hujan lebat dan angin kencang lebih dari 20 knots di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah bagian Selatan, dan Jawa Timur bagian Selatan. Dampak lainnya adalah potensi gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Perairan Selatan Banten dan Jawa Barat, Perairan Selatan Jawa Timur, Perairan Selatan Bali, Perairan Selatan Lombok, Perairan Selatan Sumbawa.

"Gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujar dia.

Prabowo mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin. Demi memperkecil dampak buruk dari ancaman bencana tersebut, BMKG juga membuka layanan informasi cuaca 24 jam.

Terpisah, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko membenarkan adanya ancaman angin kencang di Pulau Jawa. Dia mengatakan berdasarkan data yang terkini, diindikasikan potensi angin kencang mulai tampak sejak hari ini sampai 3 hari ke depan.

"Kondisi tersebut juga diindikasikan meningkatkan tinggi gelombang laut di sekitar wilayah Jawa. Kita akan selalu mengupdate kondisi tersebut," kata Hary saat dihubungi VIVA, Minggu, 26 November 2017.

Meski demikian, Hary mengatakan bahwa cuaca seperti itu (potensi angin kencang) merupakan siklus yang rutin terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, sifatnya masih biasa, alias tidak ada yang luar biasa atau darurat. Tapi, institusinya tetap harus memberi peringatan kepada masyarakat dan semua pihak.

"Hanya peringatan dini. Waspada potensi banjir, longsor, angin kencang dan gelombang tinggi. Kewaspadaan perlu ditingkatkan menjelang puncak musim hujan baik yang di darat dan di laut," ujarnya.

Lebih lanjut, Hary juga mengingatkan potensi bencana akibat musim hujan (banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang) tidak hanya untuk Pulau Jawa saja melainkan juga daerah-daerah seperti Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Riau, dan lain-lainnya.

Jayabaya

Merinding! Jayabaya Ramal Bencana Alam Berupa Banjir dan Gunung Meletus di Mana-mana

Prabu Jayabaya adalah penguasa atau raja yang berasal dari Kerajaan Kediri di masa lalu. Ia sangat terkenal dengan berbagai ramalannya yang bahkan masih terjadi.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024