- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Ada keinginan mantan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita Meutia Hatta yang belum disampaikan kepada mendiang maestro batik Iwan Tirta. Meutia masih mencari tahu filosofi batik Iwan Tirta milik sang ibu.
"Ada satu hal yang saya belum sempat lakukan, yaitu meminta Pak Iwan untuk menuliskan filosofi batiknya sendiri dari koleksi yang ibu saya punya," kata Meutia Hatta di kediaman Iwan Tirta, Jalan Panarukan, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 31 Juli 2010.
Meutia mengetahui kreativitas Iwan Tirta sejak tahun 1970an. Meutia dan keluarga, termasuk orangtua, merupakan pengagum dan kolektor batik-batik karya maestro bernama lengkap Nusjirwan Tirtaatmadja itu.
Meutia yakin, batik yang diberikan Iwan Tirta kepada ibunya itu memiliki filosofi dan cerita tersendiri. Karena, setiap karya pasti memiliki pesan khusus.
"Setiap desain ada filosofinya. Ada ketentuan, pesan dan harapannya. Beliau adalah orang yang tidak pernah keluar dari itu. Beliau juga menuangkan karya itu dalam porselen, piring-piring," jelas Meutia.
Pertemuan terakhir Meutia dengan desainer kelahiran Blora, Jawa Timur, 18 April 1935 itu terjadi sekitar lima hari lalu. Meutia membesuk Iwan Tirta yang masih dirawat di RS Abdi Waluyo, Menteng.
"Saya juga pengkoleksi, tapi ibu saya yang lebih setia. Dari pertama membuat batik, ibu saya pasti diberikan. Ibu saya punya koleksi banyak sekali dan sekarang jatuh ke kita. Kebetulan ibu saya punya anak tiga termasuk saya," Meutia menuturkan.
Meutia berharap generasi muda bisa meneruskan dan tidak meninggalkan kepribadian dan kehilangan jati diri batik itu sendiri. Karena batik merupakan jati diri bangsa.
"Jadi pesan-pesan yang ada dalam batik itu terus dipelihara. Dilestarikan tapi juga dikembangkan," ujar dia.
Iwan Tirta meninggal sekitar pukul 08.40 WIB di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Disainer yang sudah menjalani perawatan selama 10 hari di rumah sakit itu akan dimakamkan di TPU Karet Bivak petang ini. (adi)
Kisah Sukses di Usia Emas, Mom Selly dan Perjalanan Kariernya di Industri Pertambangan
Meskipun telah menjalani karier yang cemerlang, Selly tidak pernah melupakan pentingnya merenungkan setiap momen dalam hidupnya.
