Seni Rupa Kontemporer RI Diboyong ke London

Salah satu karya dalam pameran "Indonesian Eye : Fantasies and Realisties"
Sumber :
  • VIVAnews/Gestina Rachmawati

VIVAnews - Pameran seni rupa kontemporer "Indonesian Eye: Fantasies and Realisties" resmi dibuka malam ini di Ciputra Artpreneur Center Jakarta. Pameran itu akan dibuka untuk umum dari tanggal 9 Juni hingga 10 Juli 2011. Setelah itu beberapa karya seni akan diboyong ke Saatchi Gallery di London, Inggris.

"Kami senang bisa bekerjasama dengan Indonesian Eye. Serangkaian karya seni yang terpilih khusus akan dibawa ke London di musim gugur. Ini akan menjadi pembuka mata bagi khalayak dan tamu internasional terhadap kebudayaan Indonesia secara keseluruhan," kata Nigel Hurst, CEO Saatchi Gallery saat pembukaan pameran di Ciputra, Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan, Selasa 7 Juni 2011.

Berbagai karya seni rupa dari 18 seniman ditampilkan dalam pameran yang dipersembahkan oleh Prudential ini. Bersamaan dengan itu, sebuah buku ilustrasi berjudul "Indonesian Eye: Indonesian Contemporary Art" juga diluncurkan. Seluruh karya berupa lukisan dan pahatan yang masuk dalam pameran ini telah dipilih oleh kolaborasi tim kuratorial internasional dan Indonesia seperti Serenella Ciclitira, Tsong-zung Chang (Professor tamu dari China Art Academy di Hangzhou), Nigel Hurst, dan kurator Jim Supangkat.

"Ini pertama kalinya karya Indonesia akan dipamerkan di Saatchi, galeri yang sangat berpengaruh di dunia seni rupa internasional. Saya pikir ini adalah kesempatan ya, langkah yang efektif untuk perkenalkan karya kita," ujar kurator Indonesia, Jim Supangkat.

Menurut dia, sebelumnya, karya seniman Indonesia memang sudah sering tampil di luar negeri, namun untuk galeri sekelas Saatchi baru akan dilakukan pada Agustus hingga Oktober mendatang. Proses seleksi atau pemilihan karya juga harus dipikirkan secara cermat, sebab daya pikat di luar negeri kadang berbeda dengan Indonesia.

"Tim internasional mengidentifikasi senimannya sementara kurator lokal mengumpulkan karya seni untuk seleksi akhir untuk ditampilkan di pameran. Ternyata hanya sedikit perbedaan dalam cara kami memandang karya seni untuk pameran ini," katanya.

Hal ini semakin menunjukkan bahwa karya seni kontemporer Indonesia yang berkembang dewasa ini mampu bersaing di tataran internasional.

"Karena kurang informasi (tentang karya seni kontemporer) banyak yang kurang kenal dan terkejut ternyata karya seni kita tidak hanya tradisional saja, tentunya dengan pameran ini mereka segera sadar. Itu yang lebih utama dan tentunya karya mereka akan dilirik para kolektor," kata Jim Supangkat. (adi)

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024