Bisnis RBT Indonesia Ganti Andalkan Malaysia

Sejumlah Musisi di Jumpa Pers #Save RBT
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Permasalahan yang menerpa bisnis nada sambung pribadi atau Ring Back Tone (RBT) tak membuat asa industri rekaman di Indonesia. Mereka menemukan nafas baru dengan menggandeng salah satu perusahaan Malaysia.

Direktur PT AS Industri Rekaman Indonesia (Asirindo), Jusak I Sutiono, mengatakan, saat ini kondisi industri musik di tanah air tengah sulit. Pasalnya, sumber pemasukan utama selama ini berasal dari bisnis RBT itu.

''Sejak Oktober hingga Desember ini, pemasukan dari RBT tak sampai 10 persen. Padahal sebelum ada kasus, RBT ini bisa menyumbangkan pemasukan hingga 90 persen kepada industri,'' ujar Jusak usai penandatanganan kerjasama antara Asosiasi Rekaman Indonesia (Asiri) dan Recording Industry Association of Malaysia (RIM) di Jakarta, Rabu, 14 Desember 2011.

Jusak mengakui jika target pemasukan dari RBT pada tahun ini tidak dapat tercapai. Di awal tahun, bos dari perusahaan rekaman Warner Music Indonesia ini, sempat mematok target pemasukan hingga Rp500 miliar. Tapi sejak tidak beroperasinya RBT, pemasukan tahun ini kurang dari Rp400 miliar.

''Melihat kondisi seperti sekarang, rasanya kita harus mulai memikirkan cara baru agar bisa tetap hidup pada tahun depan,'' ujarnya.

Dalam kerjasama dengan pihak Malaysia ini akan diatur mengenai pengambilan hak penampilan (performing right). Selain itu kerjasama ini nantinya akan mengembangkan sistem lisensi di Indonesia seperti hak penyiaran dan hak memperbanyak karya rekaman yang dihasilkan oleh perusahaan rekaman di Indonesia.

Sementara itu, Ketua Umum RIM, Norman Abdul Halim, mengatakan, kerjasama bilateral ini diharapkan bisa bermanfaat bagi kedua pihak. Tahun lalu, Norman mengatakan, pemasukan di dunia musik Malaysia menembus angka US$25 juta. Dari jumlah tersebut, setengahnya diberikan ke pihak industri rekaman (sound recording). Sedangkan sisanya diterima oleh pihak pencipta lagu dan penyanyi.

"Dari angka US$25 juta itu, sekitar 10 persen diterima oleh perusahaan rekaman Indonesia. Pemasukan ini didapat karena beredarnya lagu-lagu karya anak bangsa di tempat-tempat umum. Kurang lebihnya ada sebanyak 600 ribu dolar AS yang masuk ke Indonesia,'' ujar Norman.

Dengan pemasukan tersebut, pihak Asirindo berharap bisa memperoleh hasil lebih maksimal lagi lewat kerjasama ini. Asirindo akan menjalankan operasinya pada tahun depan. Asirindo sejauh ini memiliki anggota sebanyak 70 perusahaan rekaman. Diharapkan tahun depan jumlah ini akan semakin bertambah dengan bergabungnya beberapa perusahaan rekaman besar (major label).

''Kita berharap dalam lima tahun ke depan, kita bisa memperoleh pemasukan sekitar 5-6 juta dolar AS. Yang pasti kita berharap usaha untuk menghidupkan kembali industri ini sangat besar,'' ujar Jusak

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024