Batas Antara Porno dan Seni Sangat Tipis

VIVAnews - Aktris dan penyiar radio Melissa Karim juga tidak mendukung Rancangan Undang-undang Pornografi. Melissa yang juga merupakan Operational Director Yayasan Kalyana Shira ini mengimbau DPR cari perhatian dengan cara positif.

Bukan dengan menggodok RUU Pornografi. Ia lalu mencontohkan aksi Komisi Pemberantasan Korupsi dengan gebrakan-gebrakan baru yang positif.

Menurut selebriti mungil ini, ada batas tipis antara seni dan pornografi dalam RUU tersebut.

BRIN Dukung Industri Kendaraan Listrik Nasional Lewat Pameran IEMS 2024, Catat Tanggalnya

Patung berbentuk alat kelamin laki-laki bagi Kartika Effendi, pembuatnya, adalah seni. Namun bagi kalangan tertentu belum tentu demikian. Hal itu katanya, menjadi gambaran porno atau tidaknya sesuatu adalah tergantung pada masing-masing individu.

Lebih lanjut lagi Melissa menambahkan, daripada membahas pornografi dan aturannya, DPR lebih baik menghabiskan waktunya untuk isu yang lebih penting.

"Bagaimana caranya kita menggerakkan perempuan-perempuan Indonesia. Bukan dengan dibatasi tapi dimerdekakan untuk bisa berkarya agar bisa membangun bangsa," papar Melissa yang ditemui VIVAnews di kawasan Menteng, Jakarta Pusat belum lama ini.

Katanya, saat ini banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing yang bersedia mengucurkan dana bantuan asalkan penerima bantuannya perempuan. "Terbukti kan perempuan lebih terpercaya," tandas selebriti 30 tahun ini.

Dok. Istimewa

Polisi Bongkar Home Industri Narkoba Sintetis di Perumahan Mewah Sentul

Polisi membongkar home industri narkoba berjenis sintetis di kawasan perumahan mewah Mountain View Sentul City, Bogor Jawa Barat.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024