Jejak Cinta, Film Penderita Kanker Serviks dengan Pesona Singkawang

Film Jejak Cinta
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Maryana, seorang perancang busana batik, sengaja pulang ke tanah kelahirannya (Singkawang) untuk membuat desain batik terbarunya, yang akan diikutkan dalam ajang Festival Batik di Berlin. Maryana yang dibintangi oleh Prisia Nasution ini setiap hari sangat khawatir dirinya terkena kanker serviks.

Majelis Umum PBB Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh, 9 Negara Menolak Termasuk AS

Apalagi dia dibayang-bayangi almarhumah ibunya meninggal karena kanker serviks stadium empat. Ini hanyalah sepenggal adegan dalam film Jejak Cinta garapan Tarmizi Abka yang mengisahkan perjuangan seorang penderita kanker serviks. 

Film yang diproduksi Trazz Production dan Scene Film ini rencananya akan tayang mulai 6 September 2018. 

Pernah Diblokir Kominfo Karena Berpotensi Jadi Judi Online, HGI Hapus Fitur Kirim Koin

"Tokoh yang bernama Maryana itu memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Namun dia tidak berani membuka amplop hasil pemeriksaan dokter tersebut, karena khawatir hasilnya adalah dia positif terkena kanker serviks," ujar Tarmizi lewat siaran persnya kepada VIVA hari Selasa, 14 Agustus 2018. 

Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Masih Untung Meski Masalah Geopolitik Berkecamuk

Sementara suaminya yang bernama Hasan diperankan oleh Baim Wong, ingin sekali mempunyai anak.

“Namun bagaimana mereka bisa punya anak, kalau seandainya ternyata sang istri terdeteksi kena kanker serviks?” tutur Tarmizi lagi. 

Selain tentang kanker serviks, film Jejak Cinta juga membawa pesan kebangsaan dari ranah Singkawang yang dijuluki Negeri 1.000 Kelenteng. Film ini juga mengangkat realita kehidupan di Singkawang, mengenai masyarakat, budaya, dan obyek wisata yang ada di sana.

“Pesan tentang penyakit kanker serviks menjadi sangat menarik dalam film ini, karena dikemas dalam problematika keluarga,” kata Tarmizi Abka yang juga menggarap film Kalam-Kalam Langit. 

Film yang diperankan oleh Baim Wong, Prisia Nasution, Mathias Muchus, Della Perez dan Zora Vidayatia ini juga mengangkat sisi romantika, bahkan budaya batik khas Singkawang yaitu batik Tidayu yakni Tionghoa, Dayak dan Melayu. 

"Singkawang di Kalimantan Barat ini masyarakatnya merupakan perpaduan etnis, yang kekayaan budayanya menjadi daya tarik tersendiri," ucap Hasan Karman selaku produser eksekutif. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya