Jelajah Dunia Fantasi Ala The Nutcracker and The Four Realms

The Nutcracker And The Four Realms
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Disney menghadirkan film terbaru,The Nutcracker and The Four Realms. Film ini terinpirasi dari cerita pendek karangan E.T.A Hoffman, The Nutcracker and the Mouse King dan Nutcracker Balet yang ditulis Mrius Petipa. Kisah berpusat pada gadis belia dan cerdas bernama Clara (14 tahun), yang memiliki ketertarikan lebih terhadap sains dan fisika.

Intip Sinopsis Come Away, Film Terbaru Angelina Jolie

Sayangnya, Clara menjadi piatu. Pada Malam Natal, sang ayah memberikan hadiah dan pesan terakhir dari mendiang ibunya. Hadiah tersebut berupa telur yang masih terkunci.

Lambang 'D' pada telur mengingatkan Clara akan ayah baptisnya, Drosselmeyer. Ia segera menemui untuk meminta kunci. Perjalanan mencari kunci itu yang membawanya ke dunia pararel dan misterius.

Nakee 2, Film Horor Fantasi Thailand dengan CGI Memukau

Dalam perjalanannya, Clara ditemani tentara Nutrcacker bernama Philip. Dari petualangannya tergambar dunia itu dalam keadaan tidak damai. Dunia yang terbagi menjadi empat dan dipimpin oleh masing-masing bupati itu mencemaskan salah satu negara, Mother Ginger yang dianggap mengancam.

Kunci itu akan menghantarkan Clara ke tujuan sebenarnya juga membuka satu demi satu pertanyaan yang ada di benaknya. Akting Mackenzie Foy sebagai Clara membuat nyaman ditonton.

10 Film Box Office Hollywood Pekan Ini, The Grinch Paling Laris

Belum lagi ada nama-nama, antara lain, Keira Kinghtley yang berperan sebagai Sugar Plum Fairy dan Morgan Freeman sebagai ayah baptis Clara. Sayangnya dibeberapa adegan, sang kapten Nutcracker yang diperankan Jayden Fowora-Knight agak terasa kurang natural.

Film ini menghadirkan pemandangan dengan efek CGI yang luar biasa. Aksen kental Inggris para pemain semakin menjelaskan latar belakang fim ini yang bercerita di London. Bagi anak-anak sampai remaja tentu akan menikmati seluruh kejadian dan masalah yang terjadi dalam film.

Sayangnya, bagi kaum dewasa, cerita film ini terlalu ringan dan alur yang mudah ditebak. Scoring sepanjang adegan film juga terasa sedikit mengganggu karena hampir tak pernah putus.

Film ini bertambah indah dengan pertunjukan ballet spesia dari Misty Copeland dan Sergei Polunin. Film yang disutradarai Lasse Hallström dan Joe Johnston ini sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop di Indonesia mulai 2 November 2018. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya