Serial The Crown Diboikot, Dinilai Terlalu Banyak Kebohongan dan Kejam

Serial The Crown di Netflix
Sumber :
  • Netflix

VIVA Showbiz – Serial The Crown kembali diminta untuk diboikot karena dinilai terlalu banyak berisi kebohongan. Tokoh-tokoh kunci dalam sejarah kerajaan dan politik Inggris menyebut serial Netflix The Crown untuk seri terbarunya terlalu 'menyakitkan' dan 'jahat' dalam penggambaran mereka tentang Raja Charles.

Demi Dalami Peran, Shareefa Daanish Rela Dimake Up Selama Berjam-jam

Tokoh tersebut termasuk mantan Perdana Menteri Sir John Major serta teman-teman Raja Charles lainnya yang telah mengecam serial terbaru dari serial The Crown, terutama karena dirilis begitu cepat setelah pemakaman Ratu bulan lalu.

Dalam adegan terbaru The Crown tersebut menunjukkan Pangeran Charles berencana menggulingkan Ratu di awal tahun 90-an. Hal itu disebut oleh orang-orang terdekat Raja sebagai 'coretan yang menyakitkan' dan 'fantasi murni'.

Dua Produser Film Pick Me Trips In Bali Asal Korea Selatan Dideportasi Imigrasi Ngurah Rai

The Crown Netflix

Photo :
  • Instagram @thecrownnetflix

Drama terbaru yang akan dirilis pada 9 November 2022 mendatang ini mendapat kecaman karena peran Raja Charles di awal 1990-an. Dalam serial itu menunjukkan bahwa Charles melobi Perdana Menteri John Major dalam upaya untuk memaksa agar ibunya (mendiang Ratu Elizabeth II) turun tahta.

Kesehatan Makin Memburuk, Istana Buckingham Perbarui Rencana Pemakaman Raja Charles III

Sir John Major kini mengecam serial tersebut dan mendesak penonton untuk memboikot serial Netflix itu. Pasalnya, serial ini menggambarkan adegan antara Pangeran Charles dan Perdana Menteri John Major pada tahun 1991, di mana keduanya mendiskusikan pemimpin partai Konservatif sebelumnya Margaret Thatcher.

Dalam drama tersebut, menunjukkan Charles yang menyarankan untuk menggulingkan Ratu dengan cara yang mirip dengan mantan Perdana Menteri Thatcher.

Berdasarkan laporan dari The Mail On Sunday, juru bicara Sir John Major mengatakan bahwa jika serial tersebut disiarkan, maka tokoh-tokoh tersebut akan dilihat sebagai fiksi yang jahat dan merusak. 

"Jika adegan yang Anda gambarkan disiarkan, mereka harus dilihat sebagai fiksi yang merusak dan jahat,” kata sang juru bicara yang dikutip dari Irish Mirror pada Senin, 17 Oktober 2022. 

"Banyak omong kosong yang dijajakan tanpa alasan lain selain untuk memberikan dampak dramatis yang maksimal - dan sepenuhnya salah,” tambahan lagi. 

Selain itu, jadwal penayangan terbaru dari serial Netflix tersebut juga dianggap tidak tepat waktu, setelah kematian Ratu pada bulan lalu.

Serial sebelumnya saja diketahui telah menyebabkan frustrasi dan kemarahan dari tokoh kerajaan dan politik. Netflix telah disarankan untuk harus menambahkan penafian yang menjelaskan kepada penonton bahwa adegan tersebut adalah fiksi dan bukan fakta.

Namun, Netflix sejauh ini menolak untuk menambahkan penafian semacam itu. Padahal, diskusi antara Raja dan Perdana Menteri disebutkan oleh ang juru bicara bersifat pribadi. Menurutnya juga tidak ada adegan yang valid dalam serial tersebut. 

The Crown.

Photo :
  • IMDb

"Seperti yang akan Anda ketahui, diskusi antara raja dan Perdana Menteri sepenuhnya bersifat pribadi dan - untuk Sir John - akan selalu tetap demikian,” kata juru bicara Sir John.

"Tapi tidak satu pun dari adegan yang Anda gambarkan akurat dengan cara apa pun. Itu fiksi, murni dan sederhana,” katanya lagi. 

Tak menentangnya sendiri, Sir John Major bersama dengan tokoh kerajaan dan politik yang lainnya juga akan mengungkap kepalsuan dari drama The Crown Netflix tersebut. 

Bahkan penulis biografi kerajaan Sally Bedell Smith juga turut mengecam serial ini lantaran dianggap terlalu kejam dan sangat fiksi. 

"Peristiwa yang digambarkan di sini keterlaluan dan benar-benar fiksi,” ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya