Sengal, Film Dokumenter yang Soroti Polusi Udara

Film Sengal
Sumber :
  • Instagram bicaraudara

VIVA Showbiz – Polusi udara di Indonesia menjadi perhatian serius. Di tahun 2021 lalu saja berdasarkan laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2021 menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-17 sebagai negara paling berpolusi di dunia.

Raisa Takut Kisah Hidupnya Diangkat Jadi Film Dokumenter: Ada Apa Dibaliknya?

Negara paling berpolusi ini adalah negara-negara dengan konsentrasi PM2,5. Polusi partikel halus, yang dikenal sebagai PM2,5, umumnya diterima sebagai yang polutan paling berbahaya. Pantauan secara luas, polutan udara ini telah ditemukan menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap efek kesehatan manusia, seperti asma, stroke, penyakit jantung, dan paru-paru. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Keprihatinan atas polusi udara membuat Organisasi  Bicara Udara meluncurkan film dokumenter pertamanya yang diproduksi Vinci Studios berjudul Sengal. Film tersebut menggambarkan tentang bahaya polusi udara dari sisi korban, akademisi, Non Goverment Organisation (NGO), swasta hingga politisi.

171 Ribu Kendaraan Pemudik Serbu Jalur Selatan Jabar

Film dokumenter berdurasi 50 menit ini bercerita tentang kisah dari orang-orang yang terdampak dari polusi udara. Banyak cerita menggambarkan bahwa ternyata polusi udara adalah ‘pembunuh dalam senyap’ yang jauh lebih berbahaya daripada yang kebanyakan orang pahami. Terdapat kisah tentang mereka yang ditinggal orang terkasih, dan juga kisah seorang warga Jakarta yang harus keluar masuk rumah sakit untuk berobat karena polusi udara.

Co-Founder Bicara Udara Novita Natalia mengatakan, Bicara Udara memproduksi film tersebut dalam rangka memberikan edukasi akan bahaya polusi udara yang masih banyak belum disadari secara baik oleh masyarakat.

H-7 hingga H-3 Lebaran, Jasa Marga Catat Lebih dari 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

“Bicara Udara ingin mengedukasi masyarakat untuk sadar akan bahaya polusi udara. Film dokumenter ini menjadi bentuk sumber informasi yang pas untuk masyarakat karena film ini merepresentasikan permasalahan polusi udara di kota-kota besar, terutama di Jakarta dan sekitarnya,” ujar Novita dalam keterangannya.

Lokasi pengambilan gambar untuk produksi film ini dilakukan di Jakarta, Bogor, dan Banten dengan waktu produksi selama tiga bulan. Dalam pembuatan film ini, Bicara Udara berkerja sama dengan Vinci Studios melibatkan penyintas dan korban polusi udara, akademisi, dan ahli dalam proses produksinya.

“Kolaborasi Bicara Udara dan Vinci Studios dalam memproduksi film untuk pertama kalinya ini diharapkan dapat menjadi tontonan yang edukatif, dan mengajak orang-orang untuk mulai bersuara tentang dampak yang dirasakan akibat polusi udara,” tutur Novita.

Sementara itu, sutradara film ‘Sengal’, Vincent Ricardo menambahkan, polusi udara telah menjadi masalah di wilayah Jabodetabek selama ratusan tahun, berasal dari era kolonial Hindia Belanda. Penemuan ini sangat membuka mata dan membantu dirinya untuk memahami sifat yang panjang dari masalah ini. Ini juga menyoroti fakta bahwa meskipun abad-abad penderitaan, masalah polusi udara tidak ditangani atau diselesaikan dengan memadai.

“Ongkos yang dibayarkan polusi udara dalam hal kehilangan nyawa dan dampak kesehatan sungguh luar biasa. Setiap tahun, banyak orang di Jabodetabek meninggal di usia dini karena udara beracun yang mereka hirup. Ini adalah situasi yang tak dapat diterima, dan sangat penting kita bertindak menangani krisis ini,” ujar Vincent.

Penayangan perdana film ini dilakukan di Bioskop XXI Plaza Senayan, Jakarta pada Rabu, 7 Desember 2022. Pada acara tersebut turut hadir Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya