Jumat Ke-13: Malapetaka Kuas Lukis dari Tulang

Jumat Ke-13
Sumber :
  • dok.ist Youtube

VIVA – Intan berambisi menjadi pelukis terkenal, dan mengadakan pameran lukis tunggal. Tapi kemampuan Intan dalam melukis sangat terbatas, bahkan bisa dikatakan tidak berbakat.

Jumat ke-13: Misteri Giwang Pembisik Kematian

Kebanyakan orang menilai lukisan Intan jelek. Orang tak ada yang berminat membelinya. Fahmi dan Ratih, orang tua Intan, berharap Intan meneruskan kepemimpinan perusahaan Fahmi. Tapi Intan ngotot tetap ingin menjadi pelukis.

Bukan hanya orang tuanya, Ronald pacar Intan juga tak setuju Intan menjadi pelukis. Tapi Intan tak peduli.

Jumat Ke-13: Kutukan Keris Pusaka

Sampai satu saat, Intan bermimpi dalam tidurnya didatangi sosok iblis yang menjelma menyerupai Nenek Tonggos. Ia menyarankan Intan mendapatkan kuas antik dari toko barang antik. Intan awalnya tak percaya tapi kemudian penasaran.

Intan ingat toko barang antik itu punya ayahnya Andini. Datanglah Intan ke sana. Ternyata betul, di sana ada kuas antik. Melalui bisikan gaib, Nenek Tonggos menjelaskan bahwa batang atau gagang kuas terbuat dari tulang punggung manusia. Intan langsung membeli meskipun harganya mahal.

Jumat ke 13: Peristiwa Kelam di Ranjang Maut

Sementara itu, Andini, Malik dan Josep (saudara sepupu Malik) melakukan perjalanan ekspedisi mencari Pak Jumat di Hutan Putusnyawa. Andini mendapat petunjuk dalam alam mimpi bahwa Pak Jumat sedang sekarat. Alih-alih berharap menemukan Pak Jumat, Malik, Andini dan Josep malah terjebak dalam Kampung Setan di tengah hutan rimba. Mereka diteror. Andini malah nyaris dibawa pergi. Tapi, akhirnya, selamat.

Kuas antik yang dibeli Intan ternyata memang ajaib. Ketika kuas dipegang tangan kanan Intan, tangan Intan yang memegang kuas bergerak sendiri tanpa dikendalikan. Seperti kerasukan. Setiap kali melukis dengan kuas tulang manusia, makhluk gaib Nenek Tonggos selalu menyaksikan.

Dan hasilnya, lukisan dengan kuas tulang manusia selalu bagus, dan banyak orang tertariki ingin membelinya. Intan makin berambisi. Cita-cita mengadakan pameran lukis tunggal kian kuat.

Namun sejak menggunakan kuas antik, penglihatan Intan mulai buram. Ini memang efek kutukan kuas antik. Bukan hanya itu, Intan juga diharuskan mandi dengan air campuran tanah kuburan. Intan juga harus mencegah ibunya membaca Al Quran, sebab, Nenek Tonggos akan merasa kepanasan dengar suara orang membaca Al Quran.

Meskipun banyak rintangan, Intan tetap menggunakan kuas terkutuk itu. Hingga akhirnya, Intan buta kedua matanya. Intan menyesal. Intan bertobat. Kuas antik pun dikembalikan ke toko barang antik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya