- Dok. VIVA/ Shalli
VIVA – Keluarga Ustaz Solmed juga ikut merasakan pahitnya ekonomi selama masa pandemi. Apalagi saat itu, ibunya juga sedang sehingga butuh banyak biaya. Solmed rela menjual mobil hingga menjajakan pakaian bebas miliknya. Dia juga menjual sarung dan face shield..
Karena belum tetutup, Solmed meminjam uang sang istri, April Jasmine, nominalnya hingga ratusan juta rupiah. Hal itu diungkap Ramzi dalam video yang diunggah YouTube Indosiar pada Senin, 3 Mei 2021.
"Ya Allah saya merinding membaca ini. Ustaz Solmed mencatat semua utang-utang Ustaz Solmed kepada istri tercinta. Bahkan ada yang jumlahnya mohon maaf, 350 ribu, ada yang 280 ribu. Total utang semuanya tiga ratus juta sembilan puluh enam ribu tiga ratus tujuh puluh tujuh ribu," kata Ramzi.
Nilai tersebut belum seluruhnya yang dikalkulasikan. Utang Ustaz Solmed kepada istrinya mencapai Rp442 juta.
"Ditambah Rp 56 juta jadi Rp 442 juta," timpal Irfan lagi.
Mengenai hal ini, sang istri tak pernah ambil pusing. Namun Solmed bersikeras akan mengembalikannya suatu saat nanti.
"Aku selalu bilang sama ustaz jangan dipikir utang. Apa yang aku punya pakai aja. Karena ustaz nggak tahu aku jualan dan punya tabungan sendiri. Ustaz bilang enggak, aku catatin semua, kalau sudah punya rezeki aku bayarin," tutur April Jasmine dengan mata berkaca-kaca.
Ustaz Solmed berjanji akan mengembalikan semua uang istrinya. Dia selalu mencatat serinci mungkin.
"April itu enggak minjam, dia bilang pakai ambil semua tabungan saya. Saya bilang, saya catat sebagai utang dan tidak akan pernah saya hapus sejarah ini sampai saya wafat Insya Allah," ungkap Ustaz Solmed.
Seperti diketahui, Ustaz Solmed mengalami kendala finansial selama pandemi virus corona tahun lalu. Bahkan uang tabungannya ludes terpakai.
Pria bernama lengkap Sholeh Mahmoed itu Nasution itu kini mulai merintis usahanya lagi. Perlahan ekonomi dia dan istri kembali pulih.
China di Asia: Kehadiran Rentenir di Negara-negara Berkembang
Investasi China yang menyamar sebagai lender of last resort disinyalir telah terbukti merugikan seluruh Asia, bahkan sub-kawasan tertentu di benua ini.
