Kaesang Pangarep Singgung Tak Dapat Salam Tempel Saat Pesta Pernikahannya
- YouTube VIVA.co.id
VIVA Showbiz – Berbagai rangkaian acara pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono telah selesai digelar pada akhir pekan lalu di Yogyakarta dan Surakarta. Akad nikah Kaesang dan Erina berlangsung pada 10 Desember 2022 sedangkan resepsi pernikahan diadakan di Pura Mangkunegaran pada 11 Desember 2022.
Acara yang dihadiri oleh 3.000 undangan itu berlangsung sangat meriah. Pesta pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo itu turut mengundang berbagai tamu penting mulai dari pejabat hingga selebriti. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.
Pasangan pengantin Kaesang Pangarep dan Erina Gudono
- VIVA/Teguh Joko Sutrisno
Pesta pernikahan identik dengan pemberian 'salam tempel' atau uang pernikahan yang diberikan oleh para tamu kepada mempelai. Akan tetapi, tidak ada amplop yang diterima oleh Kaesang dan Erina dalam pernikahannya. Maka dari itu, Kaesang mengeluhkan hal tersebut melalui cuitannya di Twitter.
“KATANYA KALO PAS NIKAH BAKAL ADA YANG KASIH SALAM TEMPEL. ITU CUMA MITOS DOANG WOI,” tulis @kaesangp di akun Twitternya, dikutip Selasa, 13 Desember 2022.
Seperti diketahui, pada acara pernikahan keluarga Presiden itu pihak penyelenggara alias kedua belah pihak keluarga memang tidak memperbolehkan pemberian amplop dari para tamu undangan.
Sontak saja, cuitan Kaesang langsung dibanjiri komentar-komentar lucu dari para netizen, yang turut menanggapi guyonannya.
“YA ANDA KAN ANAK PRESIDEN, BEDA BANGG,” kata salah satu netizen berkomentar.
“Kan ada larangan bawa amplop hey, gimane sih,” kata yang lain.
“Semangat lagi kerjanya Kak kaesang. Soalnya dirimu tidak dapat salam tempel pas salaman sama tamu wkwkwkwk…,” timpal netizen lainnya.
Dalam undangan pernikahan Kaesang dan Erina sudah tertulis bahwa tamu undangan yang datang tidak diperkenankan memberikan amplop atau sumbangan apapun. Apabila Kaesang menerima hal serupa, ia justru harus melapor kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal tersebut rupanya memang perlu dilakukan sebagai aturan untuk mencegah dari dugaan gratifikasi yang diterima oleh penyelenggara acara.
