Berkat Embung, Petani Bali Tetap Produktif di Musim Kemarau

Embung milik petani I Wayan Arsa di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Tabanan
Sumber :

VIVA – Pembangunan embung di sentra produksi pertanian terbukti efektif tingkatkan produktivitas petani. Di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, keberadaan embung tersebut sangat dirasakan para petani, terutama ketika sudah memasuki musim kemarau.

Polemik Data Jagung Surplus Saat Harga Mahal, Ini Dia Masalahnya

“Kami tetap dapat menanam sayuran di luasan yang sama dengan saat musim hujan,” ungkap Ketua Kelompok Setia Makmur, I Wayan Widana saat menerima kunjungan tim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, Jumat 24 Agustus 2018.

Tak hanya itu, keberadaan embung juga berhasil tingkatkan efisiensi waktu petani dalam mengolah lahan. Sebelum ada embung, para petani di Desa Antapan, mengaku hanya sanggup mengolah sepertiga dari luasan lahan yang digarap.

Petani Porang di Jawa Timur Girang Disubsidi Pupuk

“Dulu waktu kita habis digunakan untuk mengangkuti air dari sumber yang letaknya cukup jauh. Sekarang jadi hemat waktu untuk bekerja menyiram tanaman,” ungkap I Wayan Arsa, salah satu petani di desa yang berada di ketinggian 800 mdpl tersebut.

Manfaat keberadaan embung juga turut dirasakan oleh petani di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Dalam kunjungan Tim BPTP Bali di hari yang sama tersebut, para petani Desa Bukti mengungkapkan bahwa pengembangan pertanian juga sempat memiliki kendala dari sisi ketersediaan air. Tapi kemudian Kementerian Pertanian (Kementan) melalui BPTP Bali turut memfasilitasi pembangunan embung di desa yang berdataran rendah dan memiliki iklim kering tersebut. Pembangunan embung mendapat dukungan dana yang berasal dari sejumlah stakeholder, termasuk swadaya petani.

Kibarkan Kain Putih, Peternak Ayam Jabar Geruduk Kementan

Embung di masing-masing desa Antapan dan Desa Bukti memiliki pola kepemilikan yang berbeda. Di Desa Antapan, Tabanan, kepemilikan embung bersifat beragam tergantung ketersediaan luas lahan petani, sedangkan embung di Desa Bukti, Buleleng umumnya dimiliki oleh kelompok tani. Contoh saja di Desa Antapan, Tabanan, satu petani memiliki 2 embung dengan kapasitas total 72 meter kubik mampu mengairi 6000 m2 lahan dengan 72.000 liter debit air yang dialirkan. Sementara di Desa Bukti, Buleleng, 8 embung yang dimiliki kelompok Kerthi Winangun, memiliki volume 840 meter kubik, serta dimanfaatkan oleh 32 petani.

Keberadaan embung di dua desa tersebut tidak lepas dari program Bioindustri yang diusung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Program bioindustri diimpelementasikan oleh semua BPTP yang tersebar di 33 provinsi, termasuk BPTP Bali.

Tim Bioindustri BPTP Bali masuk ke sejumlah lokasi binaan ini sejak tahun 2015. Dukungan Kementan ditunjukkan dengan memfasilitasi pembangunan infrastruktur berupa sarana penampung air (atau embung), hidram (pompa air) untuk kelompok, dan kandang yang dilengkapi sarana produksi pupuk organik padat dan cair. Dengan semangat partisipatif, petani anggota juga mengeluarkan modal sendiri untuk mencukupi kekurangan bahan bangunan, seperti yang ditunjukkan saat pembangunan embung di Desa Antapan maupun Desa Bukti.

Gudang jagung

Jagung Pemberian Kementan Buat Peternak Dikritik karena Ini

Diketahui, jagung dari Kementan tersebut memiliki kadar air 25-29 persen. Sementara standar kadar air jagung layak untuk pakan ayam hanya 15 persen.

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2021