Creativepreneur Event Creator Berikan Inspirasi Bagi Kaum Milenial

Pemenang Competition Creativepreneur.
Sumber :
  • Creativepreneur

VIVA – Sukses menggelar talkshow yang diselenggarakan di Yogyakarta, Creativepreneur Event Creator berhasil pula mengadakan acara yang sama di Denpasar, Bali. Sukses mendatangkan 1000 audiens, acara tersebut diisi oleh Gita Wirjawan, Putri Tanjung, Axton Salim, Anindya Bakrie, Deddy Corbuzier, dan Ernest Prakasa.

Melihat Kembali Pentingnya Menggunakan Agensi Kreatif Saat Ini

Dalam presentasinya, Gita Wirjawan menceritakan kisah awal kesuksesannya dengan meninggalkan mimpi sebagai musisi dan memilih menjadi seorang akuntan. “All of that because of my mom. All of that because I made decision to change,” ujarnya.

Creativepreneur Kembali Digelar 9-11 April 2021

The fundamental problem is not because we don’t want to change, or we cannot change, but because we made the decision not to change,” tambahnya.

Gita menitikberatkan pada perubahan, yang mana bagi sebagian besar orang sulit, terutama ketika kita sudah menikmati zona nyaman. Kesuksesan adalah hal yang tidak jauh dari sifat kepemimpinan. Ketika membahas leadership, pengusaha yang pernah menjadi Menteri Perdagangan pada Kabinet Bersatu II dari Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan kunci seorang pemimpin adalah empati, share values, trust, customer centricity, dan efficiency.

Tugas Nokia Sudah Tuntas

It’s okay to make mistake but make sure not to make the same mistake twice,” tutup Gita dalam sesinya.

Pada sesi yang sama, Putri Tanjung juga mengisahkan niat awalnya untuk membangun Creativepreneur Event Creator. Bermula di bangku sekolah, ia diminta gurunya mengadakan acara buka puasa bersama. Sejak itu, ia aktif dalam berbagai organisasi di sekolah untuk mengadakan berbagai event seperti prom, birthday party, hingga diminta sekolah lain untuk mengadakan acara sekolah tersebut.

“Bisa dibilang nilai gue di sekolah biasa banget. Tapi, gue mencari apa yang gue suka, yaitu bikin event,” ungkapnya.

Ia pun mulai menemukan titik terang di mana ia menyadari kesukaannya terhadap industri kreatif. Ia pun berinisiatif untuk mengikuti seminar-seminar entrepreneurship yang saat itu juga membuatnya gelisah begitu mengetahui semua seminar tersebut membosankan dan terkesan kaku. Akhirnya, terbersitlah ide untuk membuat seminar entrepreneurship yang dibalut dengan konsep menghibur namun inspiratif. 

Memasuki sesi kedua, giliran Axton Salim dan Anindya Bakrie yang membawakan materi. Anindya mengatakan betapa pentingnya menjadi seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun tetap relevan sekaligus memiliki sifat kompetitif. Ia juga mengatakan perlunya memiliki identitas diri sendiri, meski hal tersebut adalah hal yang tidak mudah dan memiliki proses yang panjang.

“Semua orang perlu menemukan warnanya sendiri. So you may have acceleration any company cannot do,” tuturnya. 

Membahas soal ‘warna’, Ernest Prakasa mengatakan jika kita mampu melakukan sesuatu sebagai yang pertama, maka kita harus melakukannya karena tidak akan ada kesempatan sebagai yang pertama lagi. Menjadi yang pertama berarti menjadi yang orisinil dan otentik. Meski berbeda, namun berbeda adalah hal yang penting, bagaimanapun prosesnya, harus dinikmati. Terutama di era serba maju, Ernest menekankan milenial untuk memanfaatkan kemudahan yang ada dengan hal yang kita suka, sehingga meski kita tidak tahu jika tujuannya bisa tercapai atau tidak, namun kita tetap mampu menikmati prosesnya.

Sesi ketiga ini juga diisi oleh Deddy Corbuzier yang mengatakan bahwa tidak sepenuhnya kata-kata bijak yang diucapkan orang sukses adalah yang mereka lakukan. “Orang gagal karena tidak ada plan atau sekadar ikut-ikutan, sehingga tidak punya rasa konsisten karena bukan hal yang disukai,” ujarnya.

“Tidak ada formula untuk sukses dan kreatif, setiap orang punya formula masing-masing,” tambahnya.

Menurutnya, milenial adalah ‘episode’ yang menarik karena menjadi manusia dengan pendidikan tinggi tanpa pekerjaan. Berbeda dengan generasi X yang berpendidikan rendah namun memiliki banyak pekerjaan. Salah satu penyelamat milenial adalah industri kreatif. “Meskipun pengetahuan kalian semua diambil, kalau kalian punya skill, kalian pasti bisa survive,” tutup Deddy dalam sesinya. 

Pada penghujung acara, Putri Tanjung menerima pertanyaan dari host tentang kelanjutan Creativepreneur Event Creator ke depannya mengingat dirinya akan mengemban tugas sebagai Staf Khusus Kepresidenan dan membantu perusahaan ayahnya. Putri menuturkan bahwa Creativepreneur Event Creator tidak akan selesai begitu saja karena selain menjalankan EO, Creativepreneur Event Creator juga memiliki agensi yang memegang sejumlah klien, serta berbagai talkshow.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya