Kenaikan Harga Komoditas Bantu Kinerja Perbankan Nasional

Gedung BNI
Sumber :
  • BNI

VIVA – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa kinerja perbankan terus menunjukkan akselerasi.

Geopolitik Global Tak Menentu, Bos BNI Pede Ekonomi RI Sehat dan Stabil

Terlihat dari sejumlah sektor yang mengalami pemulihan, seperti sektor pertambangan, transportasi, pergudangan, konstruksi, dan perdagangan.

Terkait membaiknya kinerja sektor pertambangan, disebabkan naiknya harga komoditas akibat pandemi Covid-19 dan ketegangan perang antara Rusia dan Ukraina. Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), batu bara, hingga nikel.

BNI Cetak Laba Bersih Rp 5,33 Triliun pada Kuartal I-2024

Kenaikan harga komoditas tersebut turut menyebabkan kualitas kredit perbankan pada sektor tersebut juga mulai pulih. Bhima menyebut, adanya peningkatan harga komoditas merupakan momentum yang perlu diambil industri perbankan untuk kembali memperbaiki kualitas kreditnya di sektor pertambangan.

“Bank idealnya meningkatkan penyaluran ke sektor yang sesuai standar ESG salah satunya adalah EBT. Tapi dalam praktiknya terdapat pertimbangan bahwa momentum boom commodity masih akan dimanfaatkan untuk recovery kredit secara cepat. Ada dilema," jelas Bhima, Selasa (11/5).

Daftar Harga Pangan 29 April 2024: Beras hingga Telur Ayam Naik

Meskipun, di sisi lain perbankan juga tetap menyalurkan dan meningkatkan pembiayaan hijau. Terlebih tahun ini pembiayaan hijau seperti energi baru dan terbarukan (EBT) diprediksi semakin subur digencarkan perbankan.

Sebagai bagian dari komitmen Indonesia dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), berbagai langkah dan strategi dilakukan seluruh pihak, termasuk industri perbankan. Salah satu aspek yang dilakukan perbankan adalah menyalurkan pembiayaan hijau.

Bhima juga menjelaskan bahwa prospek pertumbuhan kredit perbankan masih akan positif sepanjang kuartal II tahun ini. "Dipengaruhi pertumbuhan kredit investasi disektor pertambangan dan perkebunan, sementara itu pelonggaran mobilitas akan dorong kredit segmen jasa akomodasi dan transportasi," ucap dia. 

Melihat prospek tersebut, perbankan juga harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Sehingga, pertumbuhan kredit dibarengi dengan perbaikan kualitas kredit dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya