- Zulfikar Husein
VIVA – Keberhasilan tim polo air putra Indonesia meraih medali emas untuk pertama kalinya di SEA Games 2019 membuat Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) bertekad mempertahankan prestasi tersebut.
Salah satu cara yang telah dilakukan PRSI adalah mempertahankan pelatih asal Serbia, Milos Sakovic. Selain itu, PRSI juga ingin regenerasi pemain di cabang polo air tidak putus.
Ketua Umum PRSI, Anindya Novyan Bakrie, memiliki keinginan untuk menggelar sebuah liga yang rutin bagi cabang polo air. Hal itu dimaksudkan agar muncul bibit-bibit baru untuk mengisi tempat di skuat tim polo air.
"Polo air ini adalah olahraga yang sangat menarik, tapi karena ini beregu maka kami tidak hanya berharap dengan pemain yang sudah ada. Jadi, kita butuh tambahan pemain muda," kata Anin kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa 3 Desember 2019.
"Tambahan pemain muda harus dimulai dari pembinaan. Sedangkan pembinaan harus diawali dengan mengadakan sebuah kompetisi supaya ada suatu lingkungan kompetitif yang bisa membuat para pemain berkompetisi dengan baik," ucapnya.
Lebih lanjut, Anin pun meminta kepada semua pihak untuk menumbuhkan klub polo air. Sehingga, ada sebuah liga yang bisa jadi tontonan menarik bagi masyarakat.
"Kita berharap bisa tumbuh klub-klub polo air, dan akhirnya bisa ada liga polo air yang tidak kalah seperti liga sepakbola. Kita pun akan memulainya dengan bertahap yaitu dari skala kecil, menengah, lalu yang paling tinggi," ujar Anin.
Hal senada juga disampaikan oleh pelatih tim polo air Indonesia, Milos Sakovic. Ia mengaku agak sulit untuk mencari pemain-pemain berkualitas karena tidak adanya liga di Indonesia.
"Saya puas bisa merebut emas di SEA Games kali ini, tapi ada sesuatu yang perlu dibenahi di polo air Indonesia. Saya berharap bisa mendapatkan pemain lebih banyak lagi dengan diadakannya kompetisi seperti liga," kata Milos.
Foto: Pemain tim polo air putra Indonesia, Ridjkie Mulia
Sedangkan pemain tim polo air putra Indonesia, Ridjkie Mulia, mengatakan bahwa liga sangat dibutuhkan. Sebab, Ridjkie menilai, ketiadaan liga membuat persiapan yang dilakukan tim nasional kerap kurang maksimal.
"Untuk mengembangkan polo air di Indonesia, saya berharap adanya regenerasi pemain dengan mengadakan liga polo air Indonesia dan itu akan menarik minat bagi junior-junior ataupun masyarakat yang lain agar tahu bahwa olahraga polo air itu populer," ucap Ridjkie.
"Kita butuh wadah seperti liga, karena kalau tidak ada liga, dan hanya melakukan persiapan-persiapan buat multievent doang, itu enggak bagus. Jadi, harus ada kompetisi yang kompetitif," ujarnya menambahkan. [mus]
