Sumber :
- REUTERS/Toru Hanai
VIVA.co.id
- Belakangan ini balapan Formula 1 (F1) dihangatkan dengan isu harga mesin pada mobil kontestan. Itu setelah FIA mengeluarkan wacana untuk membatasi harga mesin di musim 2017 dengan alasan pemerataan daya saing di balapan.
FIA menilai para pemasok mesin macam Ferrari dan Mercedes sudah tak punya patokan yang jelas mengenai harga. Presiden FIA, Jean Todt, menyatakan seharusnya harga mesin mobil F1 maksimal berkisar di angka €12 juta atau setara Rp182 miliar.
Baca Juga :
Ada Racikan Baru pada Ban Formula One Musim 2022
"Saya merasa uang sebesar €12 juta masih cukup besar. Tapi, itu tak bisa diterima. Saya bukan tak bertanggung jawab atas rencana keuangan dari maufaktur lain. Ini bukan tindakan provokatif, tapi saya rasa pernyataan seperti ini menjadi hal yang adil," kata bos Mercedes, Toto Wolff.
"Kami sudah kehilangan banyak uang dari segi mesin dan itu sangat substansial. Pertanyaannya adalah berapa banyak kami merugi jika terus mensubsidi mesin kepada tim partner. Sekarang saja sudah defisit," lanjutnya.
Beda dengan Mercedes, Ferrari rencananya akan menggunakan hak veto mereka dalam penetapan harga mesin. Ferrari kabarnya bakal tetap memasang harga mesin mobil F1 di kisaran €20 juta.
Tindaka Ferrari membuat Todt geram. Tak seharusnya, disebutkan Todt, tim berlogo kuda jingkrak itu bertindak arogan.
"Sangat mengecewakan ketika Ferrari menggunakan hak veto dalam pembatasan harga mesin ke pelanggan. Padahal, dalam kasus ini saya melihat kemungkinan agar tim kecil bisa lebih kompetitif," ujar Todt seperti dilansir
Autosport
.
Halaman Selanjutnya
"Kami sudah kehilangan banyak uang dari segi mesin dan itu sangat substansial. Pertanyaannya adalah berapa banyak kami merugi jika terus mensubsidi mesin kepada tim partner. Sekarang saja sudah defisit," lanjutnya.