Absen 7 Tahun, Tour de Indonesia Kembali Digelar

Ketua PB ISSI, Raja Sapta Oktohari (tengah)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah

VIVA – Gelaran Tour de Indonesia 2018 tinggal menghitung hari. Ajang balap sepeda berkelas internasional ini, digelar mulai 25 hingga 28 Januari 2018, dan diikuti oleh ratusan pembalap, baik lokal maupun mancanegara. 

Mengajak Masyarakat Berolahraga dan Adopsi Gaya Hidup Sehat di Gowes 90 Tahun 90 KM

Di ajang ini, para pembalap harus beradu cepat menerjang jalur sepanjang lebih dari 500 kilometer, untuk menjadi yang terbaik.

Tour de Indonesia 2018 juga menjadi yang pertama kalinya digelar, setelah vakum selama tujuh tahun. Terakhir kali Tour de Indonesia dihelat pada 2011 silam.

Perjuangan Bernard van Aert Akhiri Penantian 20 Tahun Balap Sepeda Indonesia di Olimpiade

Sebanyak 15 tim ikut dalam Tour de Indonesia tahun ini. Dan 11 tim di antaranya merupakan tim interkontinental. Sementara empat tim lainnya berasal dari Indonesia. Dari 15 tim, total ada 109 pembalap yang ambil bagian. 

Empat etape menghiasi Tour de Indonesia 2018. Pada etape 1, pembalap harus melahap jarak 124,7 kilometer. Start dari Candi Prambanan, Sleman, para pembalap diarahkan menuju Ngawi, Jawa Timur. 

Berlanjut ke etape 2, trek sepanjang 115,7 kilometer, dari Madiun menuju Mojokerto menunggu para pembalap.

Bernard van Aert Tambah Wakil Indonesia di Olimpiade 2024

Etape 3 menjadi trek yang terpanjang. Dimulai dari Probolinggo hingga Banyuwangi, etape ini memiliki jarak total hingga 200 kilometer.

Kemudian, para pembalap akan menginjakkan kaki di Bali, dan memulai etape terakhir. Etape keempat dimulai dari Gilimanuk dan akan berakhir di Lapangan Puputan, Denpasar.

Dalam sesi temu awak media di sebuah hotel di Yogyakarta, Ketua Umum Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI), Raja Sapta Oktohari, menjelaskan sedikit perubahan di ajang Tour de Indonesia 2018. Dijelaskan olehnya, ajang kali ini sudah naik kelas ke 2.1 race. Bedanya adalah dalam partisipasi dari tim kontinental, serta elemen-elemen penting lain semisal mobil pengiring, hingga panitia harus memakai seragam resmi.

Bukan cuma itu, Oktohari juga merasa senang pihaknya bisa kembali menggelar Tour de Indonesia setelah tujuh tahun terhenti.

"Akhirnya, kami bisa menyelenggarakan Tour de Indonesia, setelah vakum selama tujuh tahun. Ini pertama kali Indonesia mendapat 2.1 point race. Di mana, ini adalah catatan tertinggi untuk Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Okto itu kepada wartawan.

"Yang pasti, 2.1 dan 2.2 pasti berbeda. Tampilannya pasti berbeda. Panitia dan mobil seragam. Ini adalah momen pertama, pastinya kami akan menemukan banyak tantangan. Tur ini pasti akan jadi referensi kami untuk ajang-ajang selanjutnya," lanjut dia. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya