Cerita Haru Atlet Renang Indonesia Usai Jatuh di Kamar Mandi

Latihan Para Renang Jelang Asian Para Games 2018, Laura Aurelia Dinda
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Bangkit dari keterpurukan bukanlah hal yang mudah. Itulah yang dialami  Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti, atlet Para Renang andalan Indonesia untuk Asian Para Games 2018 di Jakarta 8-16 Oktober 2018.

Apresiasi Unik untuk Atlet Asian Games dan Asian Paragames 2018

Dinda panggilan akrab Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti mengalami kejadian yang membuatnya frustrasi hampir setahun. Gadis ini mengalami kecelakaan sehari jelang Popda 2015.

Dinda terjatuh dari kamar mandi, yang akhirnya membuat ia kini duduk di kursi roda untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Dinda mengalami kejadian tersebut saat ia kelas 2 SMA.

Aset Warisan Asian Games dan Para Games, Lari ke Mana?

"Dulunya saya atlet normal, saya sering ikut kejuaraan daerah dan provinsi. Sampai saya kemudian mengalami kecelakaan terjatuh dari kamar mandi," kata Dinda saat ditemui VIVA di salah satu hotel di Solo, Rabu 19 September 2018.

Dinda menuturkan, akibat kecelakaan di kamar mandi itu, tulang pada tubuhnya bergeser.

Ketua INAPGOC Klaim Asian Para Games 2018 Terbaik Sepanjang Sejarah

"Saya baru satu bulan kemudian merasakan sakit setelah terjatuh dari kamar mandi. Waktu itu saya mau mengambil telepon seluler saya yang jatuh, kemudian terdengar 'krek'. Tulangnya bergeser," kata mahasiswi UGM ini.

Dinda kemudian menjalani pengobatan untuk bisa menyembuhkan sakitnya tersebut. Bahkan, dia harus masuk kamar operasi di rumah sakit.

Latihan Para Renang Jelang Asian Para Games 2018, Laura Aurelia Dinda

Sayangnya, akibat penanganan yang terlambat dan karena ada pergeseran tulang yang  mempengaruhi sistem saraf tubuh, akhirnya tim medis tak mampu berbuat banyak.

Dinda mengaku, sempat tidak bisa menerima keadaan setelah ia mengalami kecelakaan itu. "Mengetahui hal itu, saya sedih banget. Bahkan saya setahun itu depresi. Saat itu saya menjadi orang yang mudah marah," kata Dinda.

Sebelum mengalami kejadian tersebut. Dinda dikenal sebagai orang yang aktif. Tidak pernah bergantung dengan orang lain. "Saya merasa dunia saya berakhir dan runtuh," kata dia.   

Dinda mengenal dunia renang sejak usia 7 tahun. Adalah ibu Dinda yang menyuruhnya untuk berenang.

"Saya menderita asma sejak kecil. Di renang saya didik sangat keras. Jadi saya tahu bagaimana susahnya jadi atlet. Dan itulah yang membuat saya ketika itu tidak menerima keadaan saya. Saya sudah mengalami didikan renang yang keras, kemudian kecelakaan dan harus duduk di kursi roda," kata Dinda.

Perkenalan Dinda dengan atlet Paralympic dari Pengurus NPC. Pengurus tersebut yang memperkenalkannya dengan olahraga khusus untuk difabel.

"Saya sempat memiliki perasaan skeptik dengan olahraga difabel. Tapi setelah saya menjalani ternyata lebih berat. Karena saya harus berenang dengan menggunakan tangan saja. Tapi karena dukungan dan keinginan kembali lagi ke renang itulah yang membuat saya semangat,"kata Dinda.

Latihan Para Renang Jelang Asian Para Games 2018, Laura Aurelia Dinda

Dinda menceritakan, ibunya lah yang membuat ia bisa bangkit dari musibah tersebut.

"Kesabaran Mama sih yang membuat saya bisa bangkit lagi. Mama itu orangnya sabar banget ngadepin kondisi saya ketika itu," ujar gadis yang bercita-cita jadi Psikolog ini.

Kini Dinda menjadi atlet Indonesia yang memiliki segudang prestasi di dunia internasional. Dinda meraih medali emas di ASEAN Para Games 2017 untuk kategori gaya bebas putri S6 100 meter dan juga 50 meter gaya bebas putri S5.

Tidak hanya meraih emas, ia juga memecahkan rekor 100 meter dan 50 meter. Di 100 Dinda mencatatkan waktu 1 menit 30,27 detik lebih cepat dari sebelumnya 1 menit 30,77 detik. Kemudian di 50 meter Dinda menorehkan 40,48 detik sebelumnya 44,30 detik.

"Untuk Asian Para Games ini saya akan turun di nomor 50, 100 dan 200 meter gaya bebas serta 50 punggung, dan 200 meter estafet," katanya.

Untuk dapat meraih hasil yang maksimal di Asian Para Games 6-13 Oktober di Jakarta, Dinda menjalani pemusatan latihan di Solo sejak Januari lalu. Ia meminta dukungan dan doa restu dari masyarakat Indonesia agar bisa memberikan yang terbaik. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya