Mau Pindah Klub Diminta Bayaran, Orang Tua Pebasket Mengadu ke KPAI

Rano Budhi, orang tua pebasket ke KPAI
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Warriors Basketball Academy diadukan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) oleh sejumlah orang tua dari anak-anak yang pernah tergabung di sana. Ini perihal pungutan biaya ketika para anak mau pindah klub.

Xavi Hernandez Beber Alasan Bertahan di Barcelona

Anak-anak yang mau pindah dari Warriors ke Airone diminta untuk membayar Rp3 juta. Permintaan tersebut membuat orang tua keberatan, dengan alasan tidak ada perjanjian saat anak-anak masuk ke Warriors.

Karena merasa permintaan dari klub menghambat proses perkembangan anak-anak untuk berkarier di basket, para orang tua meminta bantuan kepada KPAI.

Pelatih Kiper Persebaya Surabaya Suntikan Semangat untuk Ernando Ari

"Tahun lalu ada enam orang yang tadinya berlatih di Warriors. Karena merasa nyaman dengan pelatihnya, tapi beberapa waktu kemudian pelatihnya pindah," kata Rano Budhi, salah satu orang tua saat ditemui di kantor KPAI, kemarin.

"Anak-anak punya kedekatan emosional dan dipercaya sama pelatihnya. Skill pemain juga meningkat. Kemudian enam anak ini ikut pindah klub baru si pelatih," imbuhnya.

Kejutan Indonesia U-23 Bikin Uzbekistan U-23 Ogah Kecolongan

Alasan anak-anak ingin meninggalkan Warriors dan ikut ke Airone tak lebih karena nyaman dengan pelatih, bukannya direkrut. Jadi alasan diminta bayaran jika mau pindah sangat memberatkan.

Rano Budhi mengatakan, permintaan dari pemilik Warriors berlandaskan peraturan dari buku putih Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi). Tapi sejak awal anaknya gabung, dia tidak pernah diinformasikan soal itu.

"Kami minta surat pindah dari klub asal, dan itu diwajibkan agar bisa ikut turnamen. Mulai permasalahan karena untuk dapat surat pindah dari klub asal, diminta uang Rp3 juta," tuturnya.

Proses pengunduran putri dari Rano sudah dilakukan sejak akhir Juli 2023. Sampai sekarang apa yang diminta dari Warriors tak kunjung didapatkan.

"Kami coba mediasi, tapi tidak ditanggapi. AKhirnya sampai saat ini buntut, dan kami mengadu ke KPAI. Coba mediasi sama Perbasi pun mereka tidak datang," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya