Turnamen Champions di Bali Harus Berakhir

Para petenis peserta Commonwealth Bank Tournament of Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Zika Zakiya

VIVAnews - WTA Tournament of Champions 2011 dipastikan menjadi gelaran terakhir turnamen tenis wanita yang dilangsungkan di Bali sejak 2001 silam. Banyak kalangan yang menyesalkan, tak terkecuali Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PB Pelti), Martina Widjaja.

Turnamen ini lahir sebagai Wismilak International, pada 1994 silam, yang kemudian menjadi cikal bakal event tenis terbesar di Asia Tenggara, bahkan tak kalah populer di kalangan para petenis wanita dunia.

Sepanjang 1994-1997, turnamen diadakan di Embong Sawo Sports Club, Surabaya, Jawa Timur. Petenis asal Jerman, Elena Wagner, merebut gelar juara perdana di musim 1994, sementara petenis Indonesia, Yayuk Basuki meraih juara di nomor ganda berpasangan dengan Romana Tedjakusuma.

Sempat ditiadakan karena krisis finansial Asia, pada 1998, turnamen kembali digelar pada 1999 dan menunjuk Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai arena hingga 2000. Namun pada 2001, turnamen kembali ke Indonesia tepatnya di Grand Hyatt Resort, Bali, dan Angelique Widjaja menobatkan diri sebagai petenis pertama Indonesia yang merengkuh gelar juara single.

Pada 2007, Commonwealth Bank menasbihkan diri menjadi sponsor utama dan turnamen dikenal sebagai Commonwealth Bank Tennis Classic. Dua tahun kemudian, turnamen berganti format di mana hanya menggelar laga single dengan sistem round robin dan diikuti 12 peserta yang merupakan para juara di berbagai turnamen sebelumnya di tahun yang sama. Turnamen ini mulai dikenal dengan sebutan Commonwealth Bank Tournament of Champions.

Petenis berkebangsaan Prancis, Aravane Rezai, sukses merengkuh trofi juara 2009, dimana kala itu arena mulai berpindah ke lapangan indoor Bali International Convention Center. Turnamen menggunakan format baru mulai 2010, dimana sistem round robin diganti menjadi sistem gugur dan babak pertama langsung merupakan laga perempatfinal.

Ivanovic Jawara Pamungkas

Si cantik asal Serbia, Ana Ivanovic meraih trofi juara 2010, setelah menumbangkan wakil Rusia Allysa Kleybanova di partai pamungkas. Tahun ini, Ivanovic sukses mempertahankan gelar usai mengalahkan petenis asal Spanyol, Anabel Medina Garrigues, melalui laga straight set 6-3 dan 6-0, Minggu 6 November 2011.

Kemenangan ini terasa sangat spesial bagi Ivanovic, yang merayakan usia ke-24 tepat di laga final tersebut. Terlebih sebelum bertanding, para penonton yang memenuhi tribun Bali International Convention Center serentak menyanyikan lagu ‘Happy Birthday Ana’.

Namun, Ivanovic mengaku sedih lantaran menjadi jawara terakhir di turnamen penutup musim, yang mulai 2012 akan diselenggarakan di Bulgaria. “Saya sedih ini turnamen terakhir di sini. Saya senang dengan keriuhan penonton yang luar biasa dan mampu meningkatkan adrenalin,” tutur mantan pemegang ranking 1 dunia ini.

Alternatif Turnamen dan Sponsor

Martina Widjaja juga menyesalkan pindahnya arena turnamen dari Pulau Dewata, yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit para turis asing. Ketua Umum PB Pelti periode 2007-2012 ini berharap bisa mendapat sponsor untuk menyelenggarakan turnamen berbeda, meski levelnya lebih rendah.

“Sangat sedih karena kami mengharapkan Commonwealth Bank masih terus mensponsori. Tapi sampai batas akhir, mereka masih mempertimbangkan dan negara lain sudah menyatakan kesanggupannya,” ujar Martina.

“Kami sudah berusaha meminta Garuda Indonesia sebagai sponsor, tapi mereka mempertanyakan tidak adanya petenis Indonesia yang mengikuti turnamen. Petenis-petenis kita memang belum bisa ikut serta karena masih berada di peringkat 200an,” jelasnya.

Sebagai satu-satunya petenis Merah Putih yang sukses meraih gelar juara di turnamen ini, Angelique Widjaja turut menyayangkan berakhirnya pentas para petenis dunia di Pulau Dewata.

“Sangat disayangkan kalau sampai tidak ada karena satu kebanggaan bagi Indonesia bisa menggelar turnamen master. Saya akan mengusulkan untuk menggelar turnamen lagi, tapi tidak usah master supaya petenis-petenis kita juga bisa main,” imbuh Angie, sapaan akrabnya.

“Memang butuh dana besar dan tidak mudah mendapatkan sponsor. Tapi saya rasa, banyak perusahaan yang mau mendukung,” tegas wanita kelahiran Bandung, 26 tahun silam, yang juga merupakan Tennis Ambassador Commonwealth Bank ini. (eh)

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Kim Min-jae saat Napoli melawan Inter Milan

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Pada Senin, 22 April, Inter Milan meraih Scudetto ke-20 dalam sejarah mereka, dan cara mereka memastikannya tidak bisa lebih memuaskan lagi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024