Minim Pemain Tunggal Tangguh, Ini Kata Legenda Indonesia

Simon Santoso Gagal Melaju Ke Perempat Final BCA Indonesia Open 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Prestasi bulutangkis Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan, terutama di nomor tunggal. Beberapa atlet yang bermain di nomor tersebut kerap mengalami kesulitan ketika berlaga di ajang internasional.
Uzbekistan Mengerikan, Shin Tae-yong: Saya Tak Pernah Kalah Lawan Mereka

Simon Santoso, Tommy Sugiarto, Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputy, dan beberapa pemain lainnya kerap mengalami kesulitan saat meladeni pemain dari negara kuat. Hasilnya, Indonesia kini hanya mengandalkan nomor ganda campuran dan ganda putra.
Penampakan Bule Berpakaian Minim di tengah Ceramah UAS di Lombok

Menurut legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata, ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Pria yang akrab disapa Koh Chris ini mengatakan, PBSI harus melakukan perubahan secara struktural dalam sistem kepelatihan.
Disebut Tak Mau Bantu Adiknya, Via Vallen Ungkap Fakta Menyayat Hati

"Dulu saya latihan dengan cara yang cukup tradisional bisa juara. Terus begitu hingga beberapa tahun ke depan. Lama-lama kita ini terlena dan tidak mau menerima masukan yang datang dari luar," kata Koh Chris ketika ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat 15 Agustus 2014 sore.

"Kita sudah disalip oleh Korsel. Bahkan, sama Jepang juga mulai disaingi. Harus ada perubahan, menerima masukan dari luar. Pelatih dan pemain harus bisa berkolaborasi, saling belajar," sambung dia.

Sementara menurut Fung Permadi, para atlet bulutangkis Indonesia memiliki kualitas mental tidak terlalu bagus. Pria yang pernah menjadi runner up IBF World Championship 1999 ini mengibaratkan pemain Indonesia layaknya Putri Solo yang kemayu.

"Harusnya bisa lebih galak seperti pemain dari Korsel atau China. Indonesia butuh atlet yang punya mental baja," ungkap Fung.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya