Susilo Bambang Yudhoyono

profil tokoh Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Susilo Bambang Yudhoyono biasa dipanggil SBY. Ia lahir di Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949 dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Bapaknya seorang tentara pensiuan dengan pangkat letnan satu dan ibunya putri salah seorang pendiri pondok pesantren di Pacitan.  

Politikus PDIP Minta SBY Sampaikan Kritik Langsung ke Jokowi

SBY adalah anak tunggal. Dia menikah dengan Kristiani Herawati, anak dari Jenderal (purn) Sarwo Edhi Wibowo. Dari pernikahannya dikarunia dua anak laki-laki; Agus Harimurti Yudhoyono dan  Edhie Baskoro Yudhoyono.

Sejak kecil, SBY memang sudah bercita-cita ingin menjadi tentara. Darah tentaranya turun dari bapaknya. Saat kelas 5 di sekolah dasar, ia baru kenal sekolah tentara yang ada di Magelang. Lulus SMA di Pacitan, pada usia 19 tahun, SBY terlambat daftar di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). 

SBY Minta Pemerintah Tak Cuma Sibuk Urus Harga Daging

Dia malah daftar di Institut 10 November Surabaya (ITS). Namun, tidak bertahan lama, SBY justru tertarik masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP). Saat di PGSLP ini, SBY mempersiapkan kembali untuk  masuk AKABRI.  

Pada tahun 1970, dalam usia 21 tahun, SBY akhirnya masuk sekolah tentara tersebut.  Saat mengenyam pendidikan di militer ini, SBY terbilang anak yang rajin dan disiplin. Hasilnya istimewa. Dia terpilih sebagai lulusan terbaik AKABRI angkatan 1973 dengan penghargaan Adhi Makayasa, dan juga penghargaan Tri Sakti Wiratama sebagai prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual seorang taruna. Dua gelar ini merupakan idaman semua taruna.

Tujuh Catatan Penting Kondisi RI Versi Partai Demokrat

Lulus dari AKABRI, pada umur 24 tahun, SBY memulai kariernya, di Kostrad, dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad.

Berbagai tugas militer di lapangan dia lalui dengan baik. Bahkan di tengah-tengah tugas militernya, ia masih bersemangat mengikuti pendidikan, pelatihan, dan kursus kemiliteran baik di dalam ataupun di luar negeri.

Namanya mulai dikenal ibu kota Jakarta, saat dia berumur 47 tahun menjadi Kasdam Jaya mendampingi Pangdam Jaya Sutiyoso. Setelah itu, Karier militernya terus meroket menjadi Pangdam II/Sriwijaya. 

Pada jelang Era Reformasi, tahun 1998, SBY menjadi ketua Fraksi ABRI  di MPR. Karier militernya berhenti pada jabatan Kepala Staf teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Pemilu 1999, pemilu pertama di Era Reformasi, Presiden terpilih Abdurrahman Wahid menunjuk SBY menjadi menteri. Awalnya menjadi Mentamben, lalu beralih tugas menjadi Menkopolsoskam. Pergantian Presiden Abdurrahman Wahid, nama SBY kembali diangkat menjadi Menko Polhukam oleh Presiden Megawati.

Di pengujung era Kabinet Megawati,  pada tahun 2004, SBY mengundurkan diri dari kabinet. Ia memilih terjun ke partai politik dengan mendirikan Partai Demokrat. Pada pemilu 2004, Partai Demokrat mengusung SBY sebagai calon presiden. SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla. 

Pada pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat itu, Susilo Bambang Yudhoyono menang untuk periode 2004-2019. Pada Pilpres berikutnya, SBY kembali maju berpasangan dengan Budiono, sukses menghampirnya kembali menjadi presiden RI yang kedua kalinya untuk periode 2009-2014. 

Ruhut Sitompul.

Ruhut: Kritik SBY pada Jokowi ibarat Nasihat Senior-Junior

SBY berpengalaman memimpin pemerintahan selama sepuluh tahun.

img_title
VIVA.co.id
13 Juni 2016