Hari Pertama MotoGP Mandalika, Polisi Cabut Spanduk Protes Warga

Pemilik lahan di Sirkuit Mandalika protes kedatangan polisi
Sumber :
  • VIVA | Satria Zulfikar

Lombok – Hari pertama pergelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika diwarnai dengan tindakan penurunan paksa spanduk dan plang protes warga yang meminta pembayaran lahan mereka oleh pihak ITDC, Jumat 13 Oktober 2023.

Ibu Muda yang Lecehkan Putranya Blak-blakan Alasan Serahkan Diri ke Polisi

Aparat kepolisian mencabut plang warga di Dusun Serenting, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Bahkan warga sempat berdebat bersama polisi yang mencabut plang aspirasi warga yang belum dibayar lahan mereka.

Seorang kuasa hukum pemilik lahan, Zabur mengatakan dirinya sempat berdebat dengan Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat saat pencabutan paksa plang yang dipasang warga pemilik lahan.

Polisi Akhirnya Ungkap Kasus yang Buat Sekjen PDIP Hasto Diperiksa

“Tadi saya sempat berdebat dengan Kapolres soal pencabutan paksa plang lahan milik warga itu,” katanya.

Terpisah, Pejuang Lahan Mandalika, M. Samsul Qomar  menyayangkan intimidasi yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga pemilik lahan. Padahal warga hanya menyampaikan aspirasi mereka karena lahan milik mereka yang digunakan membangun sirkuit justru hingga kini belum dibayar.

Babak Baru Kasus Pembunuhan Dante, Yudha Arfandi Diseret ke Meja Hijau

“Kami sayangkan sekali perlakuan represif ini, karena warga sama sekali tidak melakukan aksi demo dan kegaduhan, hanya tinggal dan diam di tanah milik mereka,” ujarnya.

Seorang warga memasang pengumuman lahannya belum dibebaskan ITDC

Photo :
  • VIVA | Satria Zulfikar

Dia mengatakan pemasangan plang, spanduk dan baliho menuntut pembayaran lahan tersebut dilakukan warga dengan spontan tanpa melakukan kegaduhan yang mengganggu MotoGP.

"Artinya warga sangat menjaga kenyamanan dan keamanan event MotoGP. (Mereka) sayang, cinta Mandalika, kenapa harus diperlakukan keras. Mestinya pemerintah dan ITDC segera mengambil jalan tengah dengan bertemu perwakilan warga dan mencari solusi konkrit bukan hanya janji semu," katanya.

Dia berharap aparat kepolisian jangan bertindak arogan dengan menghalangi warga yang menyampaikan aspirasi untuk pembayaran lahan mereka.

"Sekali lagi kami minta aparat jangan arogan kepada warga, gunakan cara-cara humanis. Mereka ini korban kezaliman dan minta keadilan," ujarnya.

Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.

Mahasiswa Kembali Geruduk Kedubes China, Demo Peringati Tragedi Tiananmen.

35 Tahun Berlalu Sejak Pembantaian Tiananmen

Peristiwa berdarah tersebut terjadi beberapa jam sebelum fajar di Tiananmen. Saat itu tanggal 4 Juni 1989, 35 tahun yang lalu, lebih dari satu generasi yang lalu.

img_title
VIVA.co.id
6 Juni 2024