Ibu Hamil dan Melahirkan di Jepang Dapat Uang Rp50 Juta hingga Bisa Cuti Setahun

Viral wanita bagikan pengalaman hamil dan melahirkan di Jepang
Sumber :
  • Instagram @pembasmi.kehaluan.reall

Jepang – Seorang wanita asal Indonesia yang tinggal di Jepang berbagi cerita tentang pengalamannya hamil dan melahirkan di negeri Sakura tersebut. Ternyata, ada banyak keuntungan yang diperolehnya selama proses kehamilan dan persalinan di Jepang.

5 Makanan yang Wajib Dihindari oleh Wanita Hamil, dari Daging Mentah hingga Kafein

Menurutnya, peraturan tentang berat badan ibu hamil di Jepang sangat ketat. Selama satu bulan, ibu hamil hanya diizinkan menambah berat badan sebanyak 1 kg agar tidak terlalu berat.

Ilustrasi hamil/ibu hamil.

Photo :
  • Freepik/user18526052
Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Dari awal kehamilan, ibu hamil diberikan gantungan bergambar ibu dan anak sebagai tanda bahwa mereka sedang hamil, bahkan jika masih dalam usia kehamilan yang muda. Selain itu, mereka juga mendapatkan tunjangan sebesar 10 juta, dengan separuhnya diberikan saat hamil dan sisanya setelah melahirkan.

“Baru tau kalo dapet tunjangan 10 jt, 5jt dikasih pas lagi hamil, 5jt dikasih setelah lahiran,” ungkap wanita tersebut yang dikutip dari @pembasmi.kehaluan.reall pada Kamis, 21 Desember 2023. 

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Viral wanita bagikan pengalaman hamil dan melahirkan di Jepang

Photo :
  • Instagram @pembasmi.kehaluan.reall

Para ibu hamil juga mendapat pelatihan merawat bayi, seperti cara memandikan bayi, sebagai persiapan untuk merawat anak mereka. Setelah melahirkan, mereka bahkan bisa mendapatkan pengasuh bayi gratis selama satu bulan.

Meskipun ada tunjangan cuti hamil sebesar 40 juta dan tunjangan persalinan sebesar 50 juta, semua ini hanya berlaku bagi orang Jepang, orang asing yang bekerja di Jepang, dan orang yang menikah dengan orang Jepang yang memiliki asuransi di Jepang.

“Dapet uang 50jt untuk persalinan. Uangnya langsung masuk ke Rumah sakit, gak masuk dulu ke rekening kita. Karena aku lahiran cuman 45jt, sisa 5jt nya masuk ke rekening aku,” bebernya. 

Saat melahirkan, pasien akan dikarantina tanpa ditemani keluarga. Suami diizinkan datang saat mendekati waktu lahiran, tapi hanya bisa melihat bayi sebentar dan harus pulang setelahnya. Jam besuk hanya satu kali sehari selama satu jam, dan hanya satu orang keluarga yang boleh datang.

Suster di rumah sakit Jepang sangat ramah dan membantu ibu dalam menyusui, merawat bayi, dan lain-lain. Mental ibu juga diperhatikan, dengan suster yang sering bertanya tentang perasaan dan kondisi mental ibu setelah melahirkan.

“Suster sama dokternya RAMAH RAMAH BGT. Gak ada yg jutek sama sekali. Trauma pernah dijutekin suster di Indo dulu. Di sini ramah2 bgt bintang 10,” kata wanita itu lagi berbagi tentang pengalamannya. 

Tidak hanya itu, cuti mengasuh anak selama satu tahun juga disediakan, dengan pembayaran sebesar 60% dari gaji selama enam bulan pertama dan 50% untuk sisa periode cuti. Seluruh pengalaman ini membuat proses kehamilan dan persalinan di Jepang terasa lebih nyaman dan mendukung bagi ibu-ibu.

Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya