Gerhana Matahari yang Terjadi 8 April Ternyata Masuk dalam Ramalan Jayabaya

Coronal mass ejection (CME) yang tertangkap saat Gerhana Matahari Hibrida.
Sumber :
  • Josef Kujal

Jakarta – Pada tanggal 8 April 2024, akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT), yang akan terjadi menjelang Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah.

Ilmuwan Tahu Bagaimana Alam Semesta Akan Berakhir

Observatorium Bosscha, Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan mengenai Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada tanggal tersebut.

Dilansir dalam akun Instagram bosschaobservatory, Rabu, 3 April 2024, Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus di ruang angkasa. Gerhana Matahari Total terjadi ketika Bulan sepenuhnya menutupi piringan Matahari dengan sempurna.

Percaya atau Tidak, 10 Ras Alien Ini Pernah Berhubungan dengan Bumi 

Gerhana Matahari.

Photo :

Mengingat kecilnya diameter Bulan, lintasan bayangan Bulan yang jatuh ke permukaan Bumi saat gerhana terjadi hanya melingkupi sebagian kecil area di Bumi.

Kiamat Digital Mengintai, Hacker Canggih Bobol Sistem Pertahanan Negara

Kemudian karena dinamika rotasi Bumi, daerah yang dilalui gerhana akan berbeda-beda di setiap kesempatannya. Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada tanggal 8 April mendatang akan melalui bagian Pasifik selatan, Amerika tengah hingga Amerika Utara.

Gerhana akan terjadi pada sekitar pukul 17.45-18.49 UTC atau bertepatan dengan tengah malam di wilayah Indonesia.

Proses akan adanya gerhana juga sebenarnya menjadi salah satu topik dalam Ramalan Jayabaya. Prabu Jayabaya (1135-1159) adalah raja kerajaan Kediri. Ia dikenal lewat tulisannya yakni Ramalan Jayabaya.

Ada beberapa naskah yang berisi Ramalan Jayabaya, antara lain Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya. Selain itu juga disinggung di Babad Tanah Jawi.

Jayabaya

Photo :
  • Istimewa

Dalam satu di antara bait ramalan Jayabaya dituliskan:

"Akeh ingkang gara-gara. Udan salah mangsa prapti. Akeh lindhu lan grahana. Dalajate salin-salit. Pepati tanpa aji. Anutug ing jaman sewu, Wolung atus ta iya Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna".

Terjemahannya :

"Banyak kejadian dan peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia yang luar biasa. Musim penghujan tidak teratur dan sering datang dengan curah hujan tinggi (kebanjiran) hingga tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan). "

"Gempa bumi sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa manusia, ternak, dan harta benda, demikian juga sering terjadi fenomena alam misterius yakni terjadinya gerhana bulan, dan gerhana matahari."

Dalam Ramalan Jayabaya dikatakan, akan datang satu masa penuh bencana. Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai, akan meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan.

Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.

"Tapi, setelah masa yang paling berat itu, akan datang zaman baru, zaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan zaman baru itu akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit," jelas Masud Thoyib Adiningrat, Budayawan Jawa yang juga Pengageng Kedaton Jayakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya