Viral Murid SD Berikan THR untuk Wali Kelas, Pengamat Pendidikan: Itu Gratifikasi

Viral Murid SD Berikan THR untuk Wali Kelas
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Unggahan video yang memprliatkan murid Sekolah Dasar (SD) sedang berbaris membagikan tunjangan hari raya (THR) untuk wali kelas viral di media sosial.

Dirjen Kementerian Pertanian Bela-belain Patungan Rp500 Juta Buat Beliin Mobil Anaknya SYL

Dilihat melalui video yang dibagikan akun ini, ini dan ini, Rabu, 3 April 2024, tampak kedua video tersebut memeiliki konsep serupa ihwal murid yang membagikan THR untuk gurunya.

Saksi Ungkap Kaca Mata SYL Dibeli Pakai ‘Uang Haram’ Kementerian Pertanian

Dalam tayangan video tampak para murid sedang berbaris menghadap meja guru sambil menenteng kaleng makanan dan botol minuman.

Kemudian, secara bergantian para murid tersebut maju dan meletakkan makanan atau minuman yang mereka bawa ke meja guru. Terlihat meja yang semula kosong langsung penuh terisi makanan.

Usai Masalah Rem Kini Viral Gardan Belakang Mobil Omoda 5 Patah, Chery Lakukan Investigasi

Sontak video tersebut pun ramai mendapat sorotan warganet hingga menuai pro dan kontra. Tidak sedikit yang menyebut hal itu salah, namun ada pula yang tidak mempersoalkannya. Lantas, bagaimana pandangan pengamat pendidikan menyangkut hal ini?

Merespons viralnya video murid berbagi THR untuk guru itu, pengamat pendidikan, Ina Liem mengatakan tindakan tersebut merupakan bentuk gratifikasi.

Kendati para murid melakukannya dengan didasari perasaan sukarela, namun ada unsur tekanan sosial yang terjadi dalam kasus ini.

“Saat semua anak memberi barang kepada guru, anak yang tidak memberi dan hanya duduk saja mungkin merasa malu,” kata dia kepada wartawan, Rabu sore.

Di sisi lain, dari pihak guru akan timbul rasa ‘sudah diberi sesuatu’ sehingga dapat memicu pilih kasih secara tidak sadar. Terkait dengan adanya kemungkinan alasan gaji yang rendah, Ina menekankan bahwa tindakan tersebut tetap tidak dibenarkan.

Jika ada permasalahan gaji, kata dia, seharusnya guru yang merasakan hal tersebut meminta kepada kepala sekolah untuk mencari solusi secara bersama-sama.

Ina mengatakan, terdapat alternatif lain untuk menghindari gratifikasi di lingkungan sekolah. Sebagai contoh tanda terima kasih, sekolah bisa mengadakannya secara kolektif dan bukan individu.

Dalam hal ini, para siswa yang ingin memberikan sumbangan dapat meletakkannya di dalam kotak secara anonim. Jika sumbangan tersebut berupa uang, siswa dapat diminta untuk memasukkannya ke dalam amplop tanpa nama.

Menurutnya, solusi seperti ini lebih menekankan pada semangat berbagi karena tidak melibatkan identitas dan juga tidak menimbulkan rasa cemburu di antara pendidik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya